Skip to main content

Category : Tag: Sejarah


Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (3)

Tuban Dikuasai Musuh Kepemerintahan Diserahkan Militer

Kabar pendaratan pasukan Belanda di Pantai Glondonggede, Tambakboyo, sampai ke telinga Bupati Tuban, KH. Mustain, melalui sambungan telepon dari Asisten Wedono Tambakboyo Dwidjosoemarto pada 18 Desember 1948 sore.

Serpihan Agresi Militer II di Tuban-Bojonegoro (1)

Pengintai Kapal Belanda di Tuban

Pantai Glondonggede berjarak sekitar 30 kilometer di sisi barat pusat pemerintahan Kabupaten Tuban, dan masuk wilayah administratif Wedana Tambakboyo (sekarang Kecamatan Tambakboyo). Bentang pantai yang cukup panjang dengan kondisi yang relatif sepi dibanding pantai yang berada di pusat kota, lebih memungkinkan pasukan marinir Belanda mendarat tanpa mendapat gangguan dari pasukan gerilya.

Cerita Perjuangan Kemerdekaan

Agresi Militer II dari Tuban Sampai Bojonegoro

Perjuangan sebelum dan sesudah teks proklamasi kemerdekaan dibacakan selalu menarik diceritakan ulang. Setiap daerah, termasuk Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, mempunyai tokoh-tokoh lokal dengan cerita heroisme sendiri-sendiri.

Cerita Rakyat Tuban

Bektiharjo dan Sekelumit Kisah Bupati Pertama Tuban

Siapa yang tidak pernah mendengar Pemandian Bektiharjo? Bagi warga Tuban, nama sendang dengan air jernih dilengkapi kolam renang itu sudah begitu melekat dengan sejarah Kabupaten Tuban.

Agresi Militer Belanda II dan Perlawanan Heroik Letda Soetjipto* (bagian 3)

Kusuma Bangsa yang Gugur di Medan Juang Tapen

Beberapa sumber menyebut, Letnan Dua (Letda) Soetjipto memimpin operasi wilayah Batalyon 17 untuk mempertahankan Tuban dari cengkeraman penjajah Belanda. Usai mendengar informasi adanya rencana Belanda yang akan menyerang pusat pemerintahan di Montong melalui Cepu, Letda Soetjipto memutuskan untuk melakukan penghadangan di wilayah Kecamatan Senori.

Agresi Militer Belanda II dan Perlawanan Heroik Letda Soetjipto* (bagian 2)

Bantai Penjajah di Mondokan dan Merakurak

Belanda terus berusaha mengejar pusat pemerintahan Tuban. Karena kondisi semakin genting, tepat pada tanggal 22 Desember 1948 pukul 08.00, pemerintahan diserahkan dari sipil Bupati KH Mustain, dan dipegang militer yakni Komando Distrik Militer (KDM/sekarang Kodim), yakni Kapten R.E.Soeharto. Karena pusat pemerintahan di Tlogonongko sudah tercium Belanda dengan adanya serangan pada tanggal 10 Januari 1949, maka pusat pemerintahan dipindahkan oleh pasukan ke Montong.

Jejak Spiritual Bumi Wali (1)

Syeikh Mbah Jabar Juga Bergelar Pangeran

Syeikh Abdul Jabar atau nama aslinya Sumoyudo&nbsp;merupakan salah satu kekasih Allah, yang menyebarkan agama Islam<br />di wilayah Kecamatan Singgahan tepatnya di Desa Mulyoagung, Kecamatan&nbsp;Singgahan, Kabupaten Tuban.

Jejak Spiritual di Bumi Wali

Maulana Ishak Al Magribi, Penyebar Islam Pertama di Jawa (1)

&nbsp;Syekh Maulana Ishak Al Magribi merupakan salah satu putra Syekh Jumadil Kubro yang mengemban misi dakwah menyebarkan agama Islam ke wilayah timur, seperti Campa, Sumatra, Jawa, dan wilayah di sekitarnya. Berdasarkan Babad sejarah Kerajaan Demak, Syekh Maulana Magribi adalah pemeluk agama Islam dari Jazirah Arab.

Jejak Spiritual di Bumi Wali

Mengenal Ketokohan Syekh Ahmad Mizan Sunan Penambaangan (1)

Hembusan angin dari selatan malam itu, sayup-sayup menerpa kulit ari, menambah asri suasana kompleks pemakaman di Dusun Cungkup Desa Penambangan Kecamatan Semanding. Makam Cungkup, begitulah masyarakat setempat menyebutnya. Kompleks makam yang luas dan ditumbuhi pohon-pohon besar itu, tampak bersih.