Skip to main content

Category : Tag: El


Ada-ada Saja, di Tuban Ada Lomba Nyubles Koruptor

Warga Dusun Rembes, RW.02 Desa Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, Jawa Timur menggelar lomba Nyubles (Nyoblos) Koruptor, Rabu (9/8/2017). Kegiatan itu tentu sangat menghibur warga, dan digelar di lapangan tugu tepat di depan Balai Desa Gesikharjo.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (8)

Molor 5 Jam, Jembatan Kaliketek Berhasil Dihancurkan

<em><strong>Untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda, salah satunya melewati jembatan Kaliketek, maka pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara Genie Pelajar (TGP) mendapat tugas untuk menghancurkan jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bojonegoro dengan Tuban di atas Bengawan Solo.</strong></em>

Apa Kabar Bumi Wali?

Gara-gara Pompa Air, Dapur dan Tempat Tidur Terbakar

Dapur dan tempat tidur Eko Rini Agustina (58), warga Dusun Dempel, Desa Sumberagung dilalap api, Kamis (10/8/2017), pukul 04.00 WIB. Kebakaran yang terjadi tersebut dikarenakan karena konsleting listrik pompa air.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (6)

Pasukan Elit Tuban yang Paling Dicari Belanda

Tragedi Kepet dan beberapa pertempuran yang ada di desa-desa di sekitar Semanding, Grabagan, dan juga Jenu, bisa jadi masih melekat di ingatan masyarakat. Tempat itu merupakan titik-titik terjadi pertempuran antara pasukan gerilya dengan pasukan Belanda.

Pemotor Tewas Dihantam Mobil dari Belakang

Kecelakaan laulintas terjadi di Jalan Tuban-Bulu KM. 43-44, tepatnya Desa Bulumeduro Kecamatan Bancar, Tuban, Senin (7/8/2017), pukul 11.45 WIB. Kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan sepeda motor dengan mobil jenis Suzuki Ertiga, hingga menyebabkan pengendara meningal dunia.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (5)

Caluk Pejuang di Pos Belanda Kepet

Selama pasukan Belanda menduduki wilayah Tuban dan Bojonegoro, mereka tidak hanya menggempur, tapi juga digempur pasukan-pasukan gerilya.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (4)

Gempuran Belanda Memburu Pemerintah Tuban

Belanda mulai merangsek ke pusat kota Tuban pada 20 Desember 1948 tanpa perlawanan berarti. Mereka tidak menemukan satu pejabat pentingpun yang masih tinggal. R.E Soeharto dan staf, orang yang terakhir tinggal di kota Tuban pun sudah mundur ke arah selatan, mengatur komandonya dari Desa Prunggahan Wetan, yang bersebelahan dengan Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, tempat Bupati Tuban KH Mustain.