Workshop “Sinau Jawi” Jadi Inovasi Pembelajaran Aksara Jawa di Era Generasi Z

Reporter: Dahrul Mustaqim

blokTuban.com - Dalam upaya melestarikan budaya dan bahasa daerah di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Universitas Al-Hikmah Indonesia (UAI) menyelenggarakan Workshop “Sinau Jawi: Inovasi Pembelajaran Aksara Jawa di Era Generasi Z.”

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, (06/11/2025), mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, bertempat di Aula Kampus A Universitas Al-Hikmah Indonesia. Workshop diselenggarakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Hibah LPPM Tahun 2025 sebagai bentuk implementasi tridarma perguruan tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua Tim PkM Hibah LPPM, Ibu Zulfatun Anisah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme peserta dan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana menghubungkan nilai-nilai budaya lokal dengan kemajuan zaman.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak para pendidik dan mahasiswa untuk tidak hanya memahami aksara Jawa sebagai warisan budaya, tetapi juga mengembangkannya dalam konteks pembelajaran yang kreatif dan digital,” ujar Ibu Zulfatun.

Menurutnya, Gen-Z sudah tidak asing lagi dengan teknologi, sebab menjadi kebutuhan sehari-hari untuk melakukan komunikasi, mencari infomasi bahkan sebagai alat untuk mencari bahan ajar dalam pendidikan.

“Generasi Z adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi, dan kita perlu menjembatani nilai budaya dengan dunia digital agar aksara Jawa tetap hidup dan relevan,” tambahnya.

Workshop menghadirkan Yohanna Putri Septya Arisandy. sebagai pemateri utama. Dalam paparannya, Yohanna menekankan pentingnya menghadirkan inovasi dalam pembelajaran aksara Jawa agar tetap diminati oleh generasi muda di era modern.

“Aksara Jawa bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga identitas yang perlu kita rawat dan kenalkan dengan cara-cara yang sesuai dengan karakter generasi masa kini,” ungkap Yohanna.

Yohanna menekankan, bahwa seorang pendidik saat ini harus bisa beradaptasi dengan teknologi.

“Guru dan pendidik harus mampu beradaptasi, menggunakan teknologi sebagai sarana memperkenalkan aksara Jawa dengan cara yang menyenangkan dan interaktif,” lanjutnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan kecintaan generasi muda terhadap aksara Jawa, sekaligus mendorong para pendidik agar mengembangkan metode pembelajaran berbasis inovasi dan teknologi digital.

Workshop berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang terdiri atas dosen, mahasiswa, dan pemerhati budaya Jawa. Diskusi serta sesi tanya jawab berjalan dinamis, menandakan semangat peserta dalam mendukung pelestarian budaya lokal di tengah tantangan era generasi Z.