Penyampaian Stunting di Tuban Dinilai Kaku dan Membosankan

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Tim penanggulangan stunting mendapat kritikan pedas dari Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. Sebab, cara penyampaian stunting selama ini dinilai masih terlalu kaku dan membosankan. 

Hal itu disampaikan Bupati Tuban dalam pembukaan Rembuk Stunting di Ruang Rapat Lantai 3 Setda Tuban, Kamis (8/6/2023). Angka stunting di Kabupaten Tuban masih di angka 24,9 persen. 

Lindra menargetkan turun menjadi 17 persen di akhir tahun 2023, dan 14 persen di tahun 2024 sesuai target nasional. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban diminta untuk berinovasi dan melakukan pengembangan tentang cara penyampaian program stunting kepada masyarakat. 

"Acara seperti ini jangan seremonial saja, namun harus ada output nyata setelah ini. Saya menunggu ide-ide dan inovasi baru bapak-ibu," tegas Lindra dalam keterangan resminya yang diterima blokTuban.com.

Meskipun menyampaikan kritik, Bupati mengapresiasi seluruh program secara menyeluruh telah berjalan dengan baik, namun diperlukan model pendekatan yang lebih kreatif dan dekat dengan pemahaman masyarakat. Pendekatan yang dilakukan saat ini, menurutnya masih tidak familiar di kalangan masyarakat awam. Istilah-istilah akademis harus disederhanakan agar mudah dipahami.

Artikel Lainnya:

- Tips Memilih dan Menggunakan Serum Aman untuk Kulit Berminyak

- Lolos Seleksi, Tim Prewangan Studio Tuban Akan Tampil di Ajang Komunitas Seni Media2023

Lindra menyontohkan bahwa metode yang digunakan diharapkan bisa ngena ke masyarakat. Misalnya lewat pendekatan budaya, masuk ke pengajian misalnya, ajak Bu Nyai, Pak Yai untuk sampaikan pentingnya penanganan stunting, atau ke acara arisan.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (DInkes P2KB) Bambang Priyo Utomo akan segera melaksanakan instruksi Mas Bupati untuk melakukan metode pendekatan budaya kepada masyarakat pada program penurunan angka stunting. 

"Kami yakin akan bisa mencapai angka 17 persen di akhir tahun ini," janji pria yang merangkap sebagai Kepala UDD PMI Tuban. 

Penyelesaian masalah stunting diperlukan koordinasi dan sinergi yang intensif antar OPD dan lembaga. Dengan adanya Rembuk Stunting yang melibatkan pihak terkait seperti Camat, Kepala Puskesmas, OPD terkait, Organisasi Wanita, hingga akademisi, diharapkan dapat melahirkan kebijakan nyata yang bisa diimplementasikan segera, dan efektif. Evaluasi kegiatan juga harus terus dilakukan, agar muncul metode penyelesaian baru yang adaptif dan dekat dengan masyarakat.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Forkopimda, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sekda Budi Wiyana, Kepala OPD, Camat, Ketua TP PKK, Bunda Paud Kabupaten Tuban, seluruh organisasi wanita di Kabupaten Tuban, pimpinan perusahaan, rumah sakit, akademisi, kepala Puskesmas, bidan desa, hingga pemerintah desa lokus stunting, serta seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS