Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com – Sunan Geseng yang memiliki nama asli Cakrajaya merupakan salah satu Sunan yang cukup populer di Kabupaten Tuban. Ia dikenal sebagai salah satu murid dari Sunan Kalijaga yang tepat pada besok hari Kamis (16/02/2023) akan diadakan haul ke-28.
Dalam pelaksanaan haul Sunan Geseng, panitia tetap mempertahankan tradisi lama yaitu harus dilaksanakan pada Bulan Rajab hari Kamis Pon malam Jumat Wage. Selain itu dalam pelaksanaan haul Sunan Geseng terdapat beberapa tradisi-tradisi unik yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Menurut Ketua Pengurus Makam Mad Dasim, sebelum haul dilaksanakan pada hari Rabu malam Kamis, nantinya setiap warga Desa Geseng Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban, akan mengadakan tahlil bersama di area makam.
“Sebelum haul pada hari Rabu malam Kamis kita akan mengadakan tahlil bersama yang diikuti oleh seluruh warga Geseng,” ujar Mad Dasim kepada blokTuban.com, Rabu (15/02/2023).
Ternyata selain warga Desa Geseng, berbagai jamaah dari wilayah yang ada di Jawa Timur seperti Sidoarjo, Surabaya, Jombang bahkan ada beberapa yang dari Jawa Tengah seperti Rembang akan menghadiri kegiatan ini, hal ini menjadikan pengunjung yang datang di makam mengalami peningkatan.
Setelah itu pada hari Kamis pagi, akan diadakan khataman Alquran yang diikuti oleh warga sekitar pula. Lantas pada hari Kamis ini juga warga mengadakan ritual sedekah bumi, hal ini dilakukan masyarakat Desa Geseng atas syukur nikmat yang diberikan Tuhan.
"Setelah khataman Alquran nanti warga akan menggelar tahlil dan doa bersama, di sini nantinya para warga akan membawa beberapa makanan, untuk dimakan bersama serta disumbangkan untuk membantu acara haul yang diselenggarakan malamnya," tambah Mad Dasim.
Kemudian ada tradisi yang tidak boleh dilupakan yaitu menyembelih dua ekor sapi yang berwarna putih. Pemilihan dua sapi dikarenakan, acara ini merangkap dua agenda yaitu sedekah bumi sekaligus haul Sunan Geseng.
Makam Sunan Geseng. (bloktuban/Nur)
Untuk sapi yang digunakan sebagai sedekah bumi itu hasil dari iuran masyarakat dan nantinya daging akan dibagikan ke masyarakat juga. Sedangkan untuk satu ekor sapi lagi yang diperoleh dari kas makam, akan dibuat konsumsi pada acara puncak haul.
“Jadi memang dari dulu kita disuruh menyembelih dua ekor sapi, karena acara kita kan juga dua Mas, antara sedekah bumi dan haul, jadi nanti yang satu kembali lagi ke masyarakat akan dibagikan kepada masyarakat, sedangkan yang satu dibuat untuk acara haul,” terang Mad Dasim.
Untuk pemilihan sapi pria yang akrab disapa Dasim ini, tidak bisa menjelaskan mengapa yang dipilih adalah sapi putih karena memang sudah dari dulu tradisinya seperti itu.
Dan terakhir salah satu tradisi yang masih terjaga hingga saat ini yaitu ketika haul, adalah ritual penggantian kain mori di batu nisan Sunan Geseng. Nantinya Dasim Bersama sang juru kunci akan melakukan beberapa doa khusus untuk penggantian kain kafan yang ada di nisan.[Nur/Dwi]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS