Harga Bawang Merah Melambung, Produsen Bawang Goreng di Tuban Lakukan Cara Ini Biar Tidak Rugi

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Naiknya harga sejumlah bahan pokok di pasaran, termasuk komoditi bawang merah membuat pada pengusaha bawang goreng memutar otak untuk menyiasati para pembeli dan tidak rugi. 

Bahkan, tak sedikit pelaku usaha bawang goreng yang mengurangi jumlah produksinya sembari menunggu landainya harga komoditi bawang merah tersebut. Salah satunya, Dianatul Islamiyah, pengusaha bawang goreng asal Desa/Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. 

Menurutnya, meroketnya harga bawang merah ini membuatnya melakukan sejumlah siasat agar tidak merugi. Mulai dari mengurangi jumlah produksi hingga menaikkan harga bawang goreng. 

Terkait : Dua Bulan Sudah Panen, Petani Bawang Merah di Tuban Bagikan Trik Menanam Bawang Merah di Rumah

“Pertama aku tetap bikin sesuai dengan ketersediaan stok, kalau harga brambang normal kan biasanya jual Rp200 ribu per kilogram, tapi karena sekarang barambang mahal,  minyak mahal jadi kita naikkan jadi Rp300 ribu, naiknya memang nggak langsung tapi bertahap,” terangnya saat dikonfirmasi oleh blokTuban.com, Selasa (19/7/2022). 

Kendati ia telah menentukan harga tersebut, namun Diana sapaan akrabnya mengajak para pelanggannya untuk berdiskusi terlebih dahulu perihal kenaikan harga itu. Jika para pelanggannya merasa keberatan, maka ia juga memiliki alternatif lain agar harganya tidak naik.

Diantaranya dengan cara mencampur bawang merah atau brambang goreng dengan bawang putih goreng. Pasalnya, meskipun harga bawang putih juga ikut naik namun harganya masih ralatif lebih terjangkau. 

Terkait : Ikan Segar di Tuban Naik, Bawang Merah dan Putih Turun

“Sebelum beli kita tanya dulu sekarang harganya segini mau apa tidak, kalau nggak mau ini ada alternatif tapi dicampur sama bawang. Jadi brambang goreng dicampur sama bawang, biasanya kan sendiri-sendiri, kalau misal ingin tetap Rp200 ribu per kilogram atau harga lama ya kita campur itu, kan bawang nggak terlalu mahal di pasar,” paparnya. 

Tidak hanya terpaksa menaikkan harga produk bawang goreng saja, namun perempuan berusia 24 tahun ini juga telah mengurangi jumlah produksi bawang gorengnya lantaran daya beli masyarakat yang juga berkurang.  

“Kalau produksi tentu kita kurangin untuk brambang goreng, karena daya beli juga turun kalau harga segitu juga nggak menjangkau dengan kebutuhannya mereka. Akhirnya kita juga produksi bawangnya nggak terlalu kencang seperti kemarin-kemarin,” tambahnya. [Sav/Ali]

Terkait : Pembeli Keluhkan Bawang Merah Rp70 Ribu per Kilogramnya: Pedagang Tuban: Ini Kenaikan Paling Tinggi

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS