Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Koalisi Perempuan (KP) Ronggolawe Tuban mengajak masyarakat untuk meningkatkan kapasitas intelektual melalui bedah film “The Imposibble Dream” yang bertempat di kantor KP Ronggolawe, Selasa (29/3/2022).
Dalam kegiatan tersebut, turut mengundang puluhan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Tuban, dengan menghadirkan narasumber atau fasilitator, Imanul Isthofaina, Divisi Advokasi KP Ronggolawe.
Ketua KP Ronggolawe, Suwarti menyampaikan, kegiatan tematik bedah film tersebut merupakan agenda pertama yang dilakukan oleh pihaknya untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kapasitas intelektual kepada masyarakat umum yang dijadwalkan dua minggu sekali dengan tema yang berbeda-beda.
“Pelaksanaan diskusi tematik ini dilakukan di kantor KP Ronggolawe yang beralamat di Jl. Delima Nomor 1926 Perbon Tuban. Diskusi tematik ini dibuka untuk masyarakat umum dan gratis,” ungkap Warti kepada reporter blokTuban.com.
Film Imposibble Dream yang dipilih, lantaran dapat memberikan pemahaman penting tentang kehidupan nyata dan persoalan yang dihadapi oleh perempuan. Di mana film tersebut menggambarkan perempuan mengalami persoalan yang berlapis baik di ranah domestik maupun publik, yang menyebabkan adanya ketidakadilan gender bagi perempuan.
Dengan begitu, kegiatan tersebut bertujuan untuk memahamkan perbedaan gender dan kodrat, bahwa gender merupakan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam peran, hak, fungsi, dan tanggung jawab yang dibentuk oleh sosial dan budaya.
Sedangkan kodrat adalah perbedaan perempuan dan laki-laki yang diberikan langsung oleh Tuhan yang tidak dapat dipertukarkan, dirubah, dan hal itu berlaku sepanjang masa dan di mana saja.
Seperti halnya adanya organ tubuh yang dimiliki antara perempuan dan laki-laki berbeda. Apabila perempuan memiliki kelenjar payudara dan rahim, maka pria ditakdirkan tidak mempunyai hal tersebut, dan tidak dapat dirubah ketetapannya sampai kapanpun.
“Memahamkan bentuk ketidakadilan gender yakni kekerasan, streorotip, beban ganda dan subordinasi. Juga memahamkan tentang keadilan dan kesetaraan gender,” terangnya.
Di mana ketidakadilan gender yang dimaksud dapat meliputi beberapa bentuk, baik dalam bentuk subordinasi, kekerasan, stereotip/label/cap, beban ganda, maupun marginalisasi dan diskriminasi.
Oleh karena itu, adanya kegiatan kali ini diharapkan bisa membantu masyarakat khususnya seorang perempuan untuk meningkatan kapasitas intelektualnya. Baik cara berfikir, penyelesaian masalah ataupun dalam hal penyesuain diri. [Sav/Ali]