08:00 . Bacaan Niat Puasa Ramadhan Harian dan 1 Bulan Penuh   |   18:00 . Bocoran, Simak 2 Agenda Pemkab Tuban Selama Ramadan 2023   |   17:00 . Makam Waliyullah Sunan Bonang Tuban Dipadati Peziarah Menjelang Ramadan   |   16:00 . Nelayan di Tuban Tenggelam Saat Mencari Ikan, 5 Selamat dan 1 Meninggal   |   15:00 . Penjualan Bunga Tabur Jelang Ramadan di Tuban Meningkat, Sehari Habiskan Puluhan Kilogram   |   14:00 . Bupati Tuban Klaim Stok Kebutuhan Bahan Pangan Selama Ramadan dan Idul Fitri Tahun 2023 Aman   |   13:00 . Hilang Selama Satu Hari, Nelayan di Socorejo Tuban Ditemukan Tak Bernyawa   |   11:00 . Niat Sholat Sunnah Tarawih dan Witir Lengkap Berjamaah Ataupun Sendiri   |   10:00 . LBH KP Ronggolawe Bersama BPHN Mengasuh Cegah Anak Terlibat Kenakalan dan Kriminalisasi di Tuban   |   09:00 . Sinergi KGP Tuban Berikan Coaching Clinic ke CGP Angkatan 9 Tahap 1   |   08:00 . Awal Ramadhan 2023, Lembaga Falakiyah PBNU Tunggu Hisab Rukyatul Hilal Nanti Petang   |   07:00 . Menu Sahur Praktis Tanpa Minyak, Urap Sayur yang Tahan Lama   |   21:00 . Tingkatkan Kualitas Pengajar, UNIROW Tuban Melaunching Prodi Pendidikan Profesi Guru   |   20:00 . Simak 5 Himbauan Pemkab Tuban Menjelang Ramadhan Untuk Pengelola Usaha   |   19:00 . Momentum Jelang Ramadhan, Warga Tuban ini Raup Untung Berjualan Bunga Tabur Makam   |  
Thu, 23 March 2023
Jl. Sunan Muria no 28, Kelurahan Latsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Email: bloktuban@gmail.com

Kisah Perempuan Tuban Sukses Produksi Kripik Pare hingga Keliling Nusantara

bloktuban.com | Tuesday, 01 March 2022 11:00

Kisah Perempuan Tuban Sukses Produksi Kripik Pare hingga Keliling Nusantara Kayami, warga Desa Margosoko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban yang mengolah kripik pare sejak tiga tahun yang lalu. (Foto:Savira/blokTuban.com)

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Nama pare mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kebanyakan orang, karena sayuran satu ini banyak ditemui di pasaran. Sayangnya, pare menjadi salah satu sayuran yang kurang diminati masyaraka,t dikarenakan rasanya yang sangat pahit di lidah. 

Padahal, jika dikonsumsi oleh tubuh manusia, pare memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan. Seperti menurunkan kolesterol, asam urat, mengendalikan gula darah, meredakan asma, mengobati masalah kulit, hingga dapat meningkatkan kesehatan pencernaan.

Semakin berkembangnya zaman, saat ini pare mulai dilirik oleh masyarakat karena ternyata jika diolah dengan baik. Di samping itu, pare dapat menjadi makanan yang menggiurkan.

Salah satu pelaku usaha yang sukses mengubah rasa pahit pare menjadi makanan ringan yang menggiurkan ialah Kayami, warga Desa Margosoko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban yang mengolah kripik pare sejak tiga tahun yang lalu. 

“Saya produksi kripik pare ini sejak awal tahun 2020,” ungkap Kayami kepada reporter blokTuban.com, Selasa (1/3/2022). 

Perempuan ramah ini mengawali usahanya, karena ingin berinovasi membuat kripik pare lantaran berkeinginan untuk mengubah rasa pahit pare menjadi cemilan kekinian dengan nilai jual yang lebih baik. 

“Awalnya ingin berinovasi tapi mikir-mikir bingung, terus tetangga saya ada yang tanam sayur pare dijual di pasar katanya murah dan nggak laku. Terus saya ada ide gimana bisa menjadi cemilan yang bisa dinikmati semua kalangan dan akhirnya jadilah kripik pare,” ucapnya. 

Dari ide itulah, hingga kini kripik pare yang ia beri nama R and G ini, mulai dikenal sampai saat ini bahkan penjualannya sampai keliling nusantara, seperti di Jakarta, Surabaya, Probilonggo dan kota-kota lainnya. 

Untuk memperkenalkan produknya hingga keliling nusantara, Ami sapaan akrabnya selalu mengikuti berbagai workshop. Dari kegiatan tersebut ia mengaku bisa menambah jejaring pertemanan dan memperluas jaringan baik online maupun offline. Dengan begitu produknya bisa dikenal oleh banyak orang. 

“Alhamdulillah penjualan sudah bisa dibilang keliling nusantara, setiap ada info kurasi produk selalu mengikuti dan dari situlah kripik pare bisa keliling nusantara dibantu juga oleh tim UMKM Tuban,” katanya. 

Biasanya, satu kemasan kripik pare yang dijual oleh perempuan berusia 40 tahun ini dibandrol dengan harga Rp12 ribu per kemasannya. Untuk sampai ke tahap ini, Ami mengaku jika harus melalui perjuangan yang luar bisa bahkan sempat ingin menyerah. Lantaran prosesnya yang begitu rumit seperti mencari market. 

“Yang saya tahu saya produksi tempe dan saya jual ke pasar itu saja, nggak pernah tahu market luar,” jelasnya. 

Lebih lanjut, kendala yang sering dialami oleh Ami yaitu dalam hal kemasan yang belum tersedia di Tuban. Ia harus memesan kemasan di luar daerah yang memakan waktu lebih banyak, serta membutuhkan modal lebih karena harus membayar ongkos kirim (ongkir). 

“Selain itu juga permodalan apalagi di musim pandemi seperti ini sangat terdampak. Waktu pesannya juga lama dua migguan lebih belum lagi kemakan ongkir,” terangnya. [Sav/Ali]

 

Tag : Perempuan Tuban, Kuliner Pare, Kripik Pare, Keliling Nusantara



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokTuban TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat