Ini Momen Gubernur Khofifah Kagumi Kelengkeng Petani Sugihan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terkagum dan memuji kelengkeng hasil kerja keras petani Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Sebab, mereka kompak dan berhasil mengembangkan kelengkeng varietas unggul di dataran rendah.

 "Varietas Kateki ini yang terbaik untuk kelengkeng. Marketnya luar biasa dan petani Desa Sugihan sukses mengembangkannya," kata Khofifah ketika panen raya kelengkeng di Desa Sugihan, Selasa (1/2/2022).

Hal yang menarik bagi Gubernur perempuan itu, bahwa petani di desa pinggiran hutan itu mengembangkan kelengkeng dengan tumpang sarinya tripel. Artinya, menanam kelengkeng dengan tanaman lain seperti cabai dan kacang kemudian ternak lebah madu.

"Jadi kelengkeng bisa hidup, berbuah dan berproduksi dengan tanaman lain. Ada profit dari kelengkeng ada keuntungan dari tumpang sari di tambah madu," katanya dengan memuji petani di depan Bupati Tuban dan jajarannya.

Khofifah Tawarkan KUR ke Petani

Khofifah yang tiba di Desa Sugihan sekitar pukul 16.00 Wib itu, meminta desa lain di Jawa Timur bisa menduplikasi sistem tanam kelengkeng petani Tuban. Harapannya pendapatan petani berlipat ganda dan kesejahteraan keluarga petani juga ikut meningkat.

"Hal-hal seperti ini bisa dijadikan referensi bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis desa. Ini juga sudah dirintis sebagai desa wisata. Kalau seperti bisa jadi profit berlipat," tambah Gubernur perempuan pertama di Jatim itu.

Khofifah juga menawarkan KUR Bank UMKM Jawa Timur mikro dan ultra mikro ke petani. Nilainya maksimal Rp10 juta dengan bunga sebesar tiga persen per tahun.

"Kalau bunga tiga persen per tahun itu relatif ringan bagi petani," katanya. 

Sebagaimana diketahui, kebun kelengkeng di Desa Sugihan mulai ditanami sejak tahun 2017 dengan jumlah 6.000 pohon varietas kateki. Ketua Kelompok Tani Desa Sugihan, Wiyono menjelaskan jika sebelumnya masyarakat setempat tidak pernah mengenal pohon kelengkeng, karena dahulu pohon kelengkeng susah berbuah apabila ditanam di daerah tersebut. 

“Terus kami ada teman dari surabaya yang memperkenalkan saya dan teman-teman tanaman kelengkeng ini dan akhirnya kami dapat program dari pemerintah pusat, pada tahun 2016 dan kami bersama anggota akhirnya bisa menanam pohon kelengkeng,” ungkapnya.

Dari program perintah itulah, akhirnya sekitar 52 orang anggota bergabung untuk membudidayakan pohon kelengkeng dengan luas tanah 25 hektar. Selain mendapatkan bibit pohon, masyarakat juga mendapat pupuk kimia dan organik serta penanganan pasca panen.  [Rof/Ali]