Harga Anjlok, Penghobi Ikan Cupang Banyak yang Beralih ke Ikan Predator

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Musim penghujan di Indonesia biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai April. Intensitas hujan yang tinggi biasanya menyebabkan banyak kubangan-kubangan air yang tanpa disadari akan menjadi tempat perindukan nyamuk, terlebih aedes aegypti. 

Tak heran jika biasanya kasus demam berdarah lebih berisiko saat musim penghujan.

Salah satu cara untuk mencegah perkembang biakan nyamuk aedes aegypti adalah dengan melakukan 3 M (menguras, menutup, mengubur), yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk. 

Sementara untuk pencegahan tambahan bisa dilakukan dengan memelihara ikan cupang, sebab ikan cupang bisa membantu untuk memakan jentik-jentik nyamuk.

Wawan Eko, pedagang ikan cupang mengugkapkan bahwa memang ketika musim penghujan biasanya penjualan cupang mengalami peningkatan, namun untuk saat ini ikan cupang hias dirasa terlalu mahal untuk mengisi kolam yang ada jentiknya.

Meskipun harga ikan cupang untuk jenis yang biasa berkisar Rp10 ribu dan untuk cupang hias mulai dari kisaran Rp15 ribu -Rp50 ribu. Wawan mengaku jika penghobi ikan hias, khususnya cupang banyak yang beralih pada ikan jenis predator. 

“Kalau yang beli di saya soalnya memang kebanyakan para penghobinya, bukan yang untuk ngusir jentik-jentik,” ujarnya.

Pria 34 tahun yang sudah berjualan ikan cupang dari tahun 2018 tersebut juga mengatakan bahwa saat ini ikan cupang sepi pembeli dan harga jual menjadi anjlok. 

“Dulu 2018 saya belajar ternak cupang. Alhamdulillah berhasil jadi bisa dijual ngecer ataupun grosir. Tapi di tahun 2021 kemarin karena harga anjlok jadi sudah nggak ternak,” keluhnya.

Harga ikan cupang di saat sedang viral dulunya bisa mencapai Rp200 ribuan. Wawan mengungkapkan bahwa mahal tidaknya harga ikan tergantung dengan tren. 

“Dulu omzet jualan cupang bisa sampai Rp3 juta per bulan. Masih ramainya sampai pertengahan 2020 itu saat pandemi, sekarang sehari kadang laku kadang nggak,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, jenis ikan yang saat ini sedang tren di kalangan penghobi ikan hias adalah jenis predator, salah satunya ikan channa. Pemilik toko Mumtaz Betta yang berlokasi di Jalan Mojopahit tersebut memang baru menjual jenis ikan channa sejak satu bulan lalu. “Saya telat jualan ikan chana, sebenarnya sudah dari setahun lalu peminat ikan jenis channa ini ramai,” ujarnya.

Harga ikan pradator jenis ikan channa yang dijualnya lebih mahal daripada ikan cupang, yakni berkisar dari Rp 35.000-Rp 65.000 untuk ukuran kecil, sedangkan ukuran yang lebih besar masih mecapai ratusan ribu rupiah. 

“Paling mahal jenisnya auranti, masih bisa juga sampai jutaan kalau ukurannya besar,” terangnya. [din/ono]