Ekonomi Pedagang di Makam Sunan Bonang Mulai Bangkit Setelah Pandemi

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Selama pandemi Covid-19, seluruh kegiatan masyarakat harus dibatasi untuk mencegah penularan virus yang dapat menyebar dengan cepat. Sektor wisata menjadi salah satu yang paling terdampak dengan adanya pandemi. Sepanjang tahun 2020 lalu, berbagai sektor wisata di semua daerah terpaksa ditutup total, termasuk di Kabupaten Tuban.

Salah satu lokasi yang paling terkenal dan dikunjungi oleh ribuan orang dari berbagai wilayah adalah wisata religi makam Sunan Bonang. Sebelum adanya pandemi, makam Sunan Bonang yang berlokasi di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban tersebut tak pernah sepi pengunjung. Pertokoan dan lapak-lapak pedagang di sepanjang jalan menuju makam juga selalu nampak ramai, namun sejak masuknya virus Covid-19 ke Indonesia, keadaan berubah jadi sebaliknya.

Sektor wisata mengalami kerugian, tidak ada pengunjung, tidak ada pemasukan. Pedagang di sekitarnya juga menjerit karena tumpuan mata pecahariannya tergerus pandemi. 

Mukhtarom, salah satu pengurus makam Sunan Bonang mengatakan demikian, sejak adanya pandemi dan pemerintah melarang semua kegiatan, makan Sunan Bonang nihil pengunjung, semuanya tutup. “Rugi ya pasti rugi, tidak ada pemasukan sama sekali tapi harus membayar para pegawai di sini, minusnya sangat banyak,” ujarnya.

Meskipun saat ini virus Corona belum sepenuhnya hilang dari Indonesia, namun sebagian besar masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi yang membantu terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sudah sedikit demi sedikit berkurang. 

“Mulai September 2021 Sunan Bonang dibuka lagi, meskipun begitu pengunjung diharuskan tetap ketat pada protokol kesehatan,” tegasnya pada Sabtu (1/1/2022).

Setelah usainya PPKM di Kabupaten Tuban, sedikit demi sedikit para pedagang yang awalnya merugi karena tidak bisa mencari makan sudah mulai bangkit. Pengunjung Makam Sunan Bonang sudah mulai ramai, meskipun masih tidak sebanyak masa-masa sebelum Covid menyerang. 

Asmunik, karyawan di Makam Sunan Bonang mengungkapkan kisaran jumlah pengunjung di Hari Sabtu Minggu mencapai 3-4 ribu. “Sudah lumayan, meskipun jumlah tersebut memang jauh jika dibandingkan dulu,” ujarnya.

Salah satu pedagang aksesoris kacamata yang berjualan di kawasan Sunan Bonang, Hasyim Suyanto mengaku selama kawasan Sunan Bonang tutup ia terpaksa mencari pekerjaan lain untuk terus menyambung hidup. “Cari kerjaan lain saya, kerja di bangunan, pokoknya apa yang ada yang penting halal,” ujarnya.

Ia melanjutkan sudah berjualan di Sunan Bonang sejak tahun 2010, sebelumnya ia mengaku jika pendapatannya bisa tercukupi dengan berdagang di kawasan tersebut karena banyak sekali pengunjung dari berbagai daerah yang ziarah di Sunan Bonang. “Alhamdulillah sekarang sudah mulai banyak peziarah lagi,” tuturnya.

Pedagang lain, yakni Temok yang menjual oleh-oleh khas Tuban seperti ikan asap, terasi, petis, dan kerupuk udang di kawasan sunan bonang juga mengatakan hal serupa. Ia sudah berjualan lama di daerah tersebut, sekitar 9 tahun sehingga adanya pandemi dan tutupnya Sunan Bonang menjadikannya tidak lagi berjualan. “Pas Sunan Bonang dibuka lagi, jualan di sini lagi, alhamdulillah lumayan, meskipun ya banyak dilewati aja,” ujarnya. [din/col]