Tiga Lokasi yang Harus Dihindari di Semeru saat Ini Versi Badan Geologi

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi. Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan.

Setidaknya ada tiga lokasi untuk diwaspadai dan tidak beraktivitas di dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Masyarakat juga dilarang beraktivitas sepanjang alur sungai Besuk Kobokan yang saat ini sudah terisi endapan material yang masih bersuhu tinggi dan berpotensi terjadinya secondary explosion.

"Selain itu, kami harap masyarakat selalu mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani, pada Konferensi Pers secara virtual dikutip dari lama resmi Kementrian ESDm, Senin (13/12/2021).

Andriani juga melaporkan kondisi terkini Gunung Semeru pascaerupsi 4 Desember 2021 lalu. Hingga hari ini, Minggu (12/12) pukul 12.00, teramati aktivitas hembusan asap putih tebal dari Kawah Jonggring Seloko, dengan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak. Pada malam hari teramati api diam dan sinar api di kawah serta ujung lidah lava yang berjarak sekitar 1400 m dari kawah, yang berasosiasi dengan material lava yang bersuhu tinggi.

"Teramati juga guguran lava mencapai jarak luncur 200 meter dari ujung lidah lava. Sementara, pemantauan kegempaan menunjukkan dominasi gempa-gempa permukaan, yakni 14 kali kejadian Gempa Letusan, 3 kali kejadian Gempa Guguran dan 11 kali kejadian Gempa Hembusan. Terekam juga Getaran Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 4-9 mm yang berkaitan dengan aktivitas hembusan," katanya.

Andiani pun menjelaskan bahwa masih ada potensi terjadinya Awan Panas Guguran (APG), seiring dengan kejadian guguran yang masih teramati, namun diperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil apabila dibandingkan dengan APG hari Sabtu (4/12) lalu. Potensi bahaya lain yang masih mengancam saat ini adalah aliran lahar akibat datangnya musim penghujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga 3 bulan ke depan.

"Di samping itu, potensi secondary explosion di sepanjang aliran sungai yang terlanda endapan APG pada 4 Desember 2021 juga masih ada, mengingat saat ini suhu endapan masih relatif tinggi dan jika terjadi kontak dengan air permukaan menyebabkan perubahan fasa air menjadi fasa uap bertekanan cukup tinggi," pungkasnya. [ali/rom]