Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium. Penularan TB yang dapat terjadi melalui udara (airborne disease) sehingga penularan penyakit tersebut bisa dengan cepat terjadi.
Kasus TB di Indonesia tahun 2020 menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 271.750 kasus baru TB yang ditemukan. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan pada tahun 2019 yakni terdapat 568.987 temuan kasus.
dr Indah Kusuma Dewi dokter asal Tuban yang menjabat Wakil Direktur Pelayanan Medis RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri menyampaikan bahwa sejak terjadi Pandemi Covid-19 penemuan kasus baru TB turun menjadi 41 persen.
“Menurun saya temuan kasus baru ini bukan karena nggak ada kasus, tapi karena skriningnya kasus barunya yang kurang optimal,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Letda Sucipto, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.
Ia menambahkan bahwa biasanya puskesmas, dinas kesehatan maupun rumah sakit akan melakukan skrining TB apabila terdapat laporan kasus positif, namun sejak pandemic hal tersebut jarang dilakukan karena hampir semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) fokus menangani pasien Covid-19 dan masyarakat takut untuk mendatangi fasyankes. Selain itu, pada umumnya fasyankes juga mengurangi penanganan pasien kecuali pasien dalam kondisi gawat darurat.
“Skrining TB itu dilakukan tidak hanya pasien yang positif karena TB penyakit menular sehingga sebanyak 20 orang-orang di sekitarnya harus diskrining agar bisa menemukan orang lain yang kemungkinan terpapar,” tambahnya.
Mantan Direktur RS Muhammadiyah Tuban ini juga menjelaskan bahwa Indonesia masih menduduki peringkat tiga tertinggi di dunia dengan kasus TB terbanyak. TB sendiri bisa menyerang berbagai usia, termasuk pada anak-anak.
“Kasus TB di Tuban juga sebenarnya termasuk tinggi,” ungkapnya.
Meskipun TB merupakan penyakit yang sebagian besar menyerang paru-paru, diketahui bahwa bakteri tersebut bisa menyerang organ lain seperti tulang, ginjal, kelenjar getah bening, organ pencernaan, dan otak.
“Kalau kasus selain TB paru memang agak jarang ditemukan, tapi bisa terjadi. Basil TB ini seneng berkembang di tempat yang memiliki banyak oksigen sehingga paling sering di paru,” jelasnya. [din/ono]