Reporter : Khoirul Huda
blokTuban.com - Lebih dari 200 orang menggeruduk kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Senin (22/11/2021) sore. Ratusan orang itu itu dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ma’arif, Way Kanan, Provinsi Lampung.
Ternyata kedatangan mereka untuk menghadiri penandatanganan memory of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dilaksanakan di auditorium gedung KH Hasyim Asy’ari kompleks kampus IAINU Tuban.
Dari 200 orang itu, selain petinggi kampus, juga ada dosen dan mahasiswa. Mereka diangkut empat 4 bus, sebelum tiba di Tuban, para tamu itu mendarat di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, setelah sebelumnya naik kapal untuk menyeberang ka tanah Jawa.
Ketua STAI Al Ma’arif Drs.Damri, MM, mengatakan, kampus yang dia pimpin baru berusia 10 tahun. Karena itu, dia ingin banyak belajar dan menimba pengalaman dari kampus-kampus yang sudah lebih dulu maju.
Khususnya, kampus-kampus yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) atau kampus dengan ciri khas NU. Pilihan mereka belajar ke IAINU Tuban karena dinilai kampus yang berada di Jalan Manunggal Tuban ini mengalami kemajuan yang pesat. Dari sebelumnya sekolah tinggi kemudian menjadi institut.
‘’Kami ingin belajar dan menimba pengalaman dari sini,’’ ujarnya.
Karena bercirikhas dan dipayungi oleh NU, maka Damri mengatakan, pihaknya juga ingin belajar bagaimana ciri khas ke-NU-an dijalankan di IAINU Tuban. Apa saja yang dilakukan dan kebijakan seperti apa yang diterapkan.
Rektor IAINU Tuban Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si menjelaskan bahwa kemajuan yang dialami IAINU Tuban adalah hasil kerja keras dan kerjasama banyak pihak. Untuk berubah menjadi insitut, butuh waktu yang cukup lama, butuh kerja keras dan energi serta konsentrasi penuh.
Zaini mengaku harus membenahi satu per satu masalah atau bidang yang masih belum sesuai. Termasuk merombak tampilan fisik kampus, dari yang semula biasa-biasa saja dan terlihat kuno, menjadi sebuah kampus dengan tampilan modern dan nampak megah. Termasuk membangun sebuah masjid yang megah yang menjadi salah satu ikon kampus.
‘’Semua butuh kerja keras yang luar biasa. Energi dan fokus penuh serta kesungguhan dan keikhlasan,’’ terangnya.
Sementara, Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan IAINU Tuban Drs. KH.Fathul Amin, M.PdI memberikan materi mengenai aswaja dan ke-NU-an. Menurutnya, ciri khas dan ajaran ahlussunnah wal jamaah annahdliyah (aswaja) harus terus diajarkan dan dikembangkan di kalangan generasi muda NU, di tengah gempuran faham-faham yang mengesampingkan toleransi dan tidak menghargai perbedaan.
Acara diakhiri dengan penandatanganan MoU antara rektor IAINU Tuban dengan Wakil Ketua I STAI Al Ma’arif Asep Kusmanan, M.PdI.[hud/ono]