Ingin Beri Ciri Khas, Buat Susu Kurma dengan Rasa Lokal

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Buah Kurma, salah satu jenis buah yang sering kita jumpai saat Bulan Ramadan memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Buah yang kaya vitamin, serat dan mineral tersebut mampu mengatasi berbagai masalah pencernaan, seperti sembelit ataupun diare.

Buah kurma juga dapat meningkatkan kesehatan jantung, menangkal radikal bebas, dan masih banyak manfaat lainnya. Saat ini banyak olahan buah kurma, salah satunya adalah susu kurma.

Susu sendiri sebenarnya sudah memiliki banyak manfaat kesehatan, jika ditambah dengan manfaat buah kurma maka akan sangat baik untuk kesehatan.

Seperti halnya susu kurma yang diproduksi oleh Laila Rohmatin Ulya, Adinda Tsaltsa dan Aisyah Safira yang memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu meringankan sembelit, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan produksi ASI.

Susu kurma yang diproduksi oleh Ela tersebut dinamakan Sukurlo. Pemberian nama Sukurlo juga bukan tanpa alasan, selain karena unik, sukurlo merupakan kepanjangan dari susu kurma lokal karena memang mengandalkan bahan-bahan lokal yang ada di Tuban.

Ela mengatakan, hal tersebut sebagai ciri khas yang membedakan produknya dengan yang lain. “Biasanya susu kurma pakai gula pasir atau madu, tapi karena ingin menggunakan lokalnya Tuban, kita pakainya gula jawa,” ungkapnya saat ditemui blokTuban.com pada Senin (8/11/2021).

Sukurlo memiliki tiga varian rasa, yakni original, kopi, dan juroh cincau. Gula juroh sendiri merupakan fermentasi dari legen, sehingga memunculkan kelokalan daerah Tuban yang memang terkenal akan legennya. “Cincaunya itu cao yang juga dari Tuban kan, jadinya memang produk kita ini menonjolkan asli-asli lokal sini,” terangnya.

Tahap pembuatan susu kurma menurut Ela tidak terlalu susah, yakni memblender kurma dicampur dengan susu, dan ditambah gula jawa. Susu kurma yang dibuat Ela tanpa pengawet dan pemanis buatan sehingga benar-benar alami, hal tersebut karena ia ingin khasiat yang ditampilkan dalam produknya benar-benar terbukti.

“Jadi kita nggak pengen ambil untungnya aja tapi ingin benar-benar membuktikan khasiatnya,” jelasnya.

Perempuan 22 tahun itu mengungkapkan, susu kurma tersebut ternyata memang terbukti dapat meningkatkan produksi ASI karena salah satu pelanggannya mengatakan jika produksi ASInya lancar setelah mengonsumsi susu kurma milik Ela.

“Saya juga nggak nyangka ternyata khasiatnya seterlihat itu. Mungkin itu juga hasil dari menjaga kualitas sukurlo,” ungkapnya.

Sukurlo memiliki ketahanan kurang lebih satu minggu jika dalam kondisi beku, dan tahan kurang lebih 5 hari jika diletakkan di kulkas, asalkan kemasan tersebut belum dibuka. “Karena tanpa bahan pengawet kalau sudah dibuka mungkin bertahan dua sampai tiga hari aja,” ujarnya

Proses produksi sukurlo saat ini hanya dilakukan satu minggu sekali karena memiliki keterbatasan waktu. Dalam sekali produksi biasanya menghasilkan 12-26 sukurlo. Sebelumnya, ia hanya membuat sukurlo ketika ada pesanan saja, namun saat ini mencoba untuk membuat stock agar ketika ada yang membeli bisa langsung tersedia.

“Kita masih produksi manual jadi rata-rata perbulan itu bisa produksi 80an aja,” terangnya.

Harga perbotol untuk semua jenis varian sukurlo Rp12.000, dan untuk varian yang paling banyak diminati saat ini adalah rasa original, dan kopi. Kurma yang digunakan untuk produk sukurlo adalah kurma sukari, yakni kurma yang biasa dimakan oleh bangsawan Arab. “Bisa dibilang standar kurma sukari ini ya kualitas premium, jadi harganya pun lumayan,” terangnya.

Ela mengatakan, dari awal memang menggunakan kurma jenis sukari dan tidak berani menggunakan jenis lain karena takut mengubah rasa dan menurunkan kualitas serta khasiat dari kurma itu sendiri.

Meskipun produk sukurlo ini baru dimulai sejak akhir Agustus tahun ini dan merupakan usaha yang idenya merupakan lanjutan dari proker sosialisasi KKN miliknya, Ela mengaku saat ini sudah memiliki tujuh reseller dan sedang proses perizinan di Dinas Koperindag.

Pemasaran sukurlo saat ini hanya melalui sosial media, seperti facebook dan instagram, belum merambah ke ecommerce karena produk sukurlo ini tidak tahan lama karena tanpa bahan pengawet dan takut ketika rusak di pengiriman.

“Kedepannya kita masih belajar agar bisa mengirim ke luar kota, saat ini sebenarnya juga sudah masuk ke desa-desa, seperti jenu dan perunggahan kulon. Jenu itu dari reseller saya, kalau Desa Perunggahan Kulon, Kecamatan Semanding saya sendiri,” pugkasnya. [din/mu]