Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Musik keroncong merupakan salah satu genre musik yang populer di Indonesia. Menurut sejarahnya musik keroncong berasal dari daerah Eropa yang dibawa oleh portugis saat menjajah Indonesia. Ciri khas yang membedakan musik keroncong dan yang lain adalah dari alat musiknya.
R. Dadang Jatmiko Nugrahadi, pendiri rumah keroncong di Kabupaten Tuban mengatakan bahwa musik keroncong di Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena beberapa alat musik dialihfungsikan standartnya.
“Kalau di luar dan di negara manapun, cello itu digesek, tapi dalam keroncong Indonesia dialihfungsikan sebagai perkusi gendang,” ujarnya saat ditemui di rumahnya pada, Selasa (26/10/21).
Dalam keroncong sebenarnya terdapat tujuh jenis alat musik, yakni flute, biola, ukulele cuk, cakalele, melodi, bas, dan cello. Dadang menjelaskan untuk melodi dalam keroncong biasanya menggunakan mandolin, akan tetapi di Indonesia dimodifikasi menggunakan alat musik berbentuk ukulele yang difungsikan sebagai chord dan harmoni.
“Kalau gitar ini di genre musik lain biasanya jadi harmoni saja, tapi kalau di keroncong bisa digunakan sebagai melodi yang nggak berhenti sampai akhir,” terangnya.
Menurut Dadang, musik keroncong juga dinilai sebagai musik yang elegan dan highclass karena pada dasarnya musik keroncong bukanlah musik outdoor sehingga nuansa-nuansa elegan tersebut ada di dalam keroncong.
“Ibaratnya seperti musik klasiknya Indonesia ya kalau keroncong itu,” ungkapnya.
Pria asal Kulon Progo tersebut juga mengungkapkan bahwa penikmat musik keroncong memang tidak menyeluruh ke semua kalangan, kebanyakan hanya dari kalangan akademisi atau masyarakat yang memiliki intelektualitas di musik.
“Mungkin kalau orang awam akan mengira bahwa musik keroncong itu monoton, padahal bagi orang-orang yang paham tentang musik, mereka akan menilai bahwa untuk dapat memainkan musik keroncong butuh teknik dan skill yang tinggi,” ujarnya.
Perjalanan musik dari era ke era memang selalu dinamis, beberapa tahun ke belakang musik keroncong sudah kembali naik dan ramai di sosial media. Banyak dari band-band yang kembali menggunakan ukulele.
Saat ini, musik keroncong juga sudah mulai merambah kalangan muda atau kaum milenial. Di Kabupaten Tuban, melalui tangan dinginnya misalnya, sudah lahir beberapa grup musik keroncong berbeda usia. Mulai dari usia SD, SMP dan SMA.
Di Rumah Keroncong yang dikelola, Dadang saat ini memiliki anak didik sekitar 100 orang dari usia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Grup yang menjadi anak didiknya antara lain Histeria, Coolturnesia, Pesona Bidadari, Opo jare Junior, dan Alhuda Symphoni Keroncong.
Dadang juga mengungkapkan bahwa sedinamis apapun musik keroncong unsur elegan dan highclassnya akan tetap ada.
“Kebanyakan para pemain musik keroncong itu lemah lembut, attitudenya juga baik, serta peduli terhadap sekitar. Saya belum pernah menemukan yang urakan. Maka dari itu ada kesan elegan, kan nggak ada yang nonton keroncong terus tawuran,” ujarnya sembari bercanda.
Ia juga menjelaskan bahwa musik keroncong terdiri dari tiga golongan yakni keroncong klasik, yang berarti keroncong yang sudah pakem. Kemudian ada keroncong campuran antara musik modern dengan keroncong yang sudah pakem, dan keroncong progresif.
“Keroncong progresif ini lah yang belum pernah dibuat oleh seniman-seniman terdahulu, jadi iramanya ngebeat-ngebeat, dan aransemennya aneh-aneh tapi ini yang paling diminati anak muda,” jelasnya. [din/ono]