Membantu Anak Untuk Bersikap Jujur

 

Oleh : Ahmad Shofiyuddin, Dosen Fakultas Tarbiyah UNU Sunan Giri Bojonegoro

blokTuban.com - Salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW adalah sifat “Sidiq” yang berarti Jujur. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga penting mengajari anak tentang arti sebuah kejujuran. Berkaitan dengan sikap jujur, Penulis membuat ilustrasi singkat tentang pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam sebuah keluarga kecil terdapat pasangan suami-istri yang memiliki anak usia balita. Layaknya seorang pemimpin rumah tangga, Sang Ayah sibuk bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya. 

Pada suatu hari, ketika sang Ayah hendak berangkat bekerja, meninggalkan anaknya di rumah untuk beberapa jam, ananda terlihat menangis, bersedih karena ingin didampingi ayahnya. 

Namun di satu sisi, sang ayah terburu-buru karena jam masuk kantor sudah hampir telat. Di sisi lain, sang ayah ingin menghibur Anak agar tidak menangis. Bagi sebagian orang tentu menganggap bahwa kondisi demikian itu wajar, namanya juga anak-anak masih kecil pasti menangis, tetapi bukan itu persoalanya. 

Singkat cerita, akhirnya sang ayah dan Ibunda mengelabuhi/ berbohong dengan ucapan “Lihatlah ke dinding sayang.... itu ada semut besar....”, kemudian sang anak reflek menengok kea rah dinding. Jadi perlu diketahui bahwa pada saat orangtua berkata atau memberi informasi tentang adanya semut besar, sungguh tidak ada satu ekor semutpun yang berjalan di dinding. 

Selanjutnya ilustrasi kasus ke dua, ketika sang anak telah tumbuh kembang menjadi seoarang remaja atau mulai memasuki usia dewasa awal. Pada suatu hari sang Ayah memberikan nasehat kepada anak agar sang anak istirahat di rumah karena  hari sudah larut malam, lalu sang ayah pun pergi ke toilet. 

Beberapa waktu kemudan, setelah sang ayah berkata dan memberi nasihat, sang anak justru pergi dari rumah, ia meninggalkan rumah ketika sang ayah pergi sebentar ke toilet. 

Pembaca yang budiman, dari ilustrasi tersebut dapat diambil hikmah, bahwa didikan di masa sebelumnya secara tidak langsung akan membekas pada diri dan memori anak, sebab anak itu (They do what they saw). 

Oleh sebab itu, didiklah anak-anak kita dengan sikap jujur, landasilah setiap aktivitas, interaksi, komunikasi, dan edukasi anak dengan bersikap jujur. Bukan sebaliknya, ketika melihat orang tua lengah dan ada kesempatan, sang anak justru memilih pergi meninggalkan rumah tanpa berpamitan kepada orangtua.  

Kondisi demikian ini mungkin ayah & bunda pernah mengalaminya, meskipun tidak setiap hari. Namun terkadang, ketika kasus demikian terjadi di kehidupan anda, mungkin anda kelabakan mengatasinya. Alangkah baiknya, anda jujur kepada anak, minta ijin kepada anak, berikan pemahaman yang baik mengapa orangtua harus pergi berangkat bekerja, ataupun urusan penting lainya. Di samping itu, yang paling penting orang tua terus mengajari nilai-nilai kejujuran kepada anak sejak dini. Hal ini sevisi dengan Firman Allah SWT Q.S. An-Nisa, ayat: 9 :

 “Dan hendaklah takut kepada Allah oang-oang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (Q.S. An-Nisa, ayat: 9).