Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Banyak orang bilang, membuka usaha perlu keberanian. Berani mencoba, berani bergerak dan berani merugi.
Ungkapan ini tampaknya cocok untuk Sudiro (61) pengusaha kolam renang di Plumpang, Kabupaten Tuban.Menurut pengakuannya, dia sudah memulai usaha yang digelutinya saat ini sejak 10 tahun yang lalu.
Berawal dari salah satu teman yang berprofesi sebagai guru olahraga. Dia menyarankannya untuk menjadikan kolam ikannya sebagai tempat berolahraga anak-anak, hingga akhirnya dibuatlah kolam ikan tersebut menjadi kolam renang seperti saat ini.
“Karena ingin ada peningkatan dan kebetulan background saya pendidikan terus ngomong-ngomong sama guru olahraga dan dikasih ide buat buka kolam renang untuk olahraga anak-anak,” ujarnya saat ditemui blokTuban.com pada Rabu, (29/09/2021).
Kolam renang milik Sudiro ada tiga unit yaitu untuk anak-anak, sedang dan juga untuk orang dewasa. Kolam renang yang diberi nama kolam renang bintang ini buka selama 5 hari setiap minggunya mulai jam 08.00 sampai jam 17.00 WIB.
“Kalau hari Rabu dan Kamis itu semua kolam dibersihkan makanya ditutup,” ujarnya.
Saat ini ia sudah memiliki lima karyawan yang bertugas di masing-masing bagian seperti menjaga tiket masuk, menjaga stand pop mie dan ada juga yang bertugas menjaga keamanan kolam renang. Pria ramah tersebut mengaku bahwa keuntungan yang diterima setiap bulannya mencapai Rp20 juta.
Pengunjung yang datang setiap harinya silih berganti, bahkan pada hari libur seperti hari minggu kolam renang miliknya dikunjungi kurang lebih 200 orang.
Sudiro mengaku dalam dua tahun ini memiliki banyak kesulitan dalam salah satu usaha yang dijalaninya tersebut, hal ini dipicu lantaran adanya wabah Virus Corona yang sedang melanda Indonesia.
“Dulu awal pandemi tutup selama 7 bulan, terus ada gelombang kedua tutup lagi selama 2 bulan ini saja baru diperbolehkan buka,” jelasnya.
Namun kendati kolam renang miliknya sempat ditutup, para karyawan yang dipekerjakannya tetap masuk untuk menjaga serta merawat kolam renang miliknya agar tidak rusak.
Meskipun sudah diperbolehkan untuk buka, setiap satu minggu sekali polisi setempat tetap memantau dan mengontrol keadaan
“Biasanya kalau hari Minggu ke sini,” pungkasnya. [sav/lis]