Reporter : Ali Imron
blokTuban.com – Mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban diharapkan membangun budaya cinta ilmu dengan jalan rajin membaca atau menelaah buku.
Saat ini, IAINU Tuban punya gedung perpustakaan baru. Gedung yang menempati bekas kantor dan rektorat tersebut disulap menjadi perpustakaan yang nyaman, dua lantai dengan fasilitas pendukung yang memadai.
Syukuran dan peresmian gedung baru perpustakaan tersebut sudah dilaksanakan Sabtu (28/8/2021) kemarin secara sederhana. Syukuran menempati gedung baru ditandai dengan pemotongan tumpeng. Rektor IAINU Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si serta tiga wakil rektor hadir.
Selain itu juga perwakilan dari Badan Pelaksana Penyelenggara Perguruan Tinggi (BPPPT) juga hadir. Di antaranya KH Syariful Wafa, KH Nurhidayat, KH Sholahul Umam , Tasyhudi dan lainnya. Juga hadir para dekan, dosen dan karyawan IAINU. Syukuran diawali dengan pembacaan Ratibul Hadad yang dipimpin oleh KH Sholahul Umam.
Rektor IAINU Tuban Akhmad Zaini mengatakan, keberadaan gedung baru perpustakaan tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan keilmuan mahasiswa. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya mencetak ijazah, namun pendidikan dan ilmu sangat penting.
‘’Upaya mentransfer ilmu harus dilakukan, perpustakaan ini sebagai penopang keilmuan. Saya sedih kalau perguruan tinggi hanya untuk cetak ijazah,’’ ujarnya.
Zaini menambahkan, saat ini banyak organisasi yang kehilangan ulama mereka, sehingga banyak yang gelisah. Namun di Nahdlatul Ulama (NU) masih banyak ulama dan banyak pesantren dan lembaga pencetak ulama, sehingga harus disyukuri dengan cara meningkatkan keilmuan.
‘’Ijazah formal akan menyertai setelah ilmu ada,’’ tambahnya.
Terkait pengembangan perpustakaan, pihak kampus akan terus menambah fasilitas dan menambah jumlah buku. Belum lama ini, kampus menganggarkan Rp100 juta lebih untuk membeli buku. Juga menerima hibah buku dari beberapa perguruan tinggi. Dan ke depan akan dianggarkan lagi.
Akhmad Zaini punya mimpi perpustakaan IAINU ke depan menjadi pusat studi literatur ke-NU-an. Perpustakaan selain menjadi tempat membaca yang nyaman juga menjadi tempat mencari referensi yang memadai.
‘’Mimpi saya ke depan, untuk mencari literatur atau referensi tentang NU bisa datang ke perpustakaan,’’ katanya.
Karena itu, disediakan tempat khusus yang disebut Pojok ke-NU-an. Disediakan buku-buku tentang NU yang lengkap dan memadai.
‘’Bukan hanya mahasiswa atau keluarga besar kampus saja yang bisa memanfaatkan perpustakaan itu. Masyarakat umum juga bisa. Keinginan saya seperti itu, sehingga keberadaan perpustakaan, dan IAINU secara umum bisa memberi manfaat untuk masyarakat,’’ ungkapnya.
Bagi mahasiswa, untuk meminjam buku sekarangpun lebih mudah. Sebab, tidak perlu menggunakan kartu khusus perpustakaan. Akan tetapi, cukup dengan menggunakan NIM (Nomer Induk Mahasiswa).
Saat ini, pengunjung pepustakaan lumayan ramai, berkisar 50 sampai 100 orang per hari. Koleksi buku di perpustakaan IAINU juga bervariasi, buku pengetahuan umum dan yang bersifat keagamaan tersedia. Ada lebih dari 3.000 judul buku dalam perpustakaan ini.Sementara KH Syariful Wafa mewakili BPP meminta dengan adanya perpustakaan baru yang lebih bagus dan nyaman, mahasiswa bisa menciptakan budaya cinta ilmu, bukan budaya yang menghabiskan energi yang tidak bermanfaat.
‘’Perpustakaan ini sangat nyaman, fasilitas lengkap, jadi manfaatkan untuk cinta ilmu dengan banyak membaca di sini. Di pesantren yang fasilitasnya minim aja, para santri sangat rajin membaca,’’ ucapnya.
Kepada para dosen, Kiai Wafa berharap bisa memberikan contoh dan teladan budaya cinta ilmu itu. Salah satunya dengan rajin mrmbaca.
‘’Buat jadwal untuk membaca, mahasiswa harus diberi contoh. Di kampus dinamika penting, kritik penting, tapi hati-hati, karena kritik kritik terkadang justru mengarah pada kehancuran,’’ pesannya.[ali/ono]