Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Makam Mbah Saridin di Dusun Kepet RT 1 RW 6 Desa Tunah, Kecamatan Semanding, Tuban pada 16 Agustus 2021 lalu telah dirusak oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bernama Safii.
Pengrusakan makam wali tersebut berupa pencabutan dua buah nisan kayu, kemudian dibuang di tepi jalur Pantura. Warga yang mengetahuinya langsung mengambil nisan, dan dikembalikan ke tempat semula.
Warga setempet, Heri (60) menuturkan Safii sebagai pelaku pengrusakan makam merupakan warga asli Tunah. Sepengetahuannya ingatan Safii terganggu sekitar sebulan terakhir, dan belum diketahui penyebabnya.
"Pertama kali ini ada pengrusakan makam di Tunah. Ini makamnya mbah Saridin atau biasa dikenal warga dengan nama lain Prono Kusumo," ucap Heri selaku juru kunci/yang mengurusi makam tersebut.
Heri menambahkan, saat berada di makam Safii sempat mengamuk dengan mengucap kalimat-kalimat yang kurang begitu jelas. Selanjutnya ODGJ tersebut dilaporkan petugas Satpol PP.
Laporan warga langsung ditindaklanjuti petugas. Kepala Satpol PP Kabupaten Tuban, Hery Muharwanto membenarkan bahwa seorang ODGJ asal Tunah telah diamankan anggotanya.
Penertiban ODGJ tidak menemui kendala, karena yang diamankan masih bisa diajak komunikasi secara baik-baik. Selanjutnya dibawa ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Tuban.
"ODGJ tersebut masih bisa kita ajak komunikasi dan dikirim ke Dinsos untuk diterapi," sambung Hery saat ditemui di Makodim 0811, Rabu (18/7/2021).
Pengrusakan makam oleh ODGJ, diakui Hery baru terjadi di Desa Tunah. Ke depan penertiban ODGJ akan dioptimalkan, baik dari laporan warga maupun hasil patroli rutin anggota Satpol PP.
Keterangan lain dari warga, makam Mbah Saridin baru terawat delapan tahun terakhir. Semula digunakan sebagai tempat gembala kambing dan ditumbuhi semak belukar dan tanaman pandan.
Setelah diketahui bahwa makam tersebut wali, warga kemudian sukarela sedekah dan uang yang terkumpul digunakan untuk memugar makam. Di sebelah makam juga berdiri sebuah Musala yang dinamakan warga Mbah Langgar "Saridin".
Meskipun sekarang akses jalan menuju makam sudah ada dan sering diziarahi, cerita sintru/mistis di makam Mbah Saridin masih terus berkembang hingga sekarang. Sebelum ada lampu penerangan, konon saat menjelang malam warga takut melintas di sekitar makam. [ali/ono]