Catat..! Ini Cara Cari Tahu Tumbuh Kembang Anak Terlambat atau Tidak

Reporter: -

blokTuban.com - Tumbuh kembang anak tidak boleh luput dari perhatian orang tua. Sebab, di masa inilah tinggi badan, berat badan, kemampuan duduk, merangkak, berjalan, hingga berbicara anak berkembang.

Tetapi, karena hal tertentu tumbuh kembang anak bisa saja terlambat atau tidak seusai umurnya. Tugas orang tua perlu memastikan bahkan hal tersebut tidak terjadi. Atau menyadari sejak dini jika memang sudah terjadi, sehingga bisa ditangani secepat mungkin.

Dokter spesialis anak di RS Permata Bekasi dr. ST Rahmah Rahim, Sp.A., mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diwaspadai orang tua terkait terlambatnya tumbuh kembang anak.

Seperti pertumbuhan anak bisa terlihat jelas dari pengukuran penambahan berat dan tinggi badannya apakah sesuai dengan usianya.

Sementara masa perkembangan terlihat dari motorik kasar seperti, kaoan anak bisa duduk, kemudian berjalan, hingga akhirnya berlari.

"Kalau dengan motorik halus bagaimana dia menggunakan otot-otot kecilnya untuk menulis, mengangkat gelas, memegang sendok. Kemudian kemampuan berbahasa bagaimana ia memanggil orang tuanya dan bagaimana menyampaikan keinginannya. Kemampuan psychosocial atau kemandirian, bagaimana dia mengerjakan sesuatu hal sendiri sesuai dengan usianya," papar dokter Rahmah saat Kulwap Permata, Rabu (26/5/2021).

Ia menyampaikan bahwa perkembangan anak juga perlu disesuaikan dengan usianya. Jika sampai pada usia tertentu anak mengalami kesulitan melakukan sesuatu yang seharusnya telah mampu, perlu dicurigai adanya keterlambatan perkembangan.

"Misalnya, kalau anak usia 4 bulan kepalanya belum stabil, nggak bisa tegak, kita harus bisa berpikir jangan-jangan ada gangguan. Atau 6 bulan dikasih mainan tidak bisa memegang atau tidak mau mengambil atau diam saja. Usia 9 bulan tidak bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya, tidak bisa menunjuk. 12 bulan tidak bisa jinjit kemudian 18 bulan belum bisa jalan, pegang krayon atau menumpuk benda," jelasnya.

Jika hal-hal tersebut terjadi, menurut Rahmah, kemungkinan anak mengalami keterlambatan masa perkembangan. Selain itu, keterlambatan perkembangan bahasa yang harus diwaspadai juga jika anak usia 2 bulan diperlihatkan benda di depan matanya tidak berusaha ikut memandang benda tersebut.

Kemudian sekitar usia 4 bulan jika digerakan benda ke kiri dan kanan matanya juga tidak bisa mengikuti. Usia 6 bulan ketika dirangsang dengan suara atau bunyi tidak menoleh atau tidak memperhatikan.

"Umur 9 bulan tidak ada ada bubbling atau tidak ada sebutan mamama, papapa atau dadada. Usia 2 tahun tidak bisa mengucapkan satu kata pun dengan jelas, usia 3 tahun tidak dapat bicara dan merangkai 3 kata," papar dokter Rahmah.

Untuk perkembangan mental emosional, orang tua perlu memperhatikan ekspresi anak saat melakukan, mendapatkan, atau kehilangan sesuatu. Menurut dokter Rahmah, jika orang tua kesulitan mendeteksi ekspresi anak, apakh sedang senang, sedih, atau pun marah, kemungkinan anak alami masalah perkembangan mental emosional.

"Misal usia 9 bulan tidak ada respon kalau kita ajak main, tidak ada ekspresi, tidak ada melambaikan kalau dadah, tidak ada tunjuk. Usia 18 bulan tidak bisa main pura-pura, kemudian 24 bulan tidak ada kata yang berarti misalnya tidak bisa mengulang. Ada kemungkinan itu gangguan di mental," jelasnya.

*Sumber: suara.com