Reporter: Nidya Marfis
blokTuban.com - Kandang berukuran 8X3 meter terlihat berdiri kokoh di atas lahan pekarangan rumah di Desa Tobo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Di dalamnya, berisi sekitar 300 ayam petelur tempat Hendro Pranoto (31) dan teman-temannya melakukan usaha.
Pandemi Covid-19, membuat laju perputaran ekonomi terhambat. Beberapa daerah yang sempat memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat penjualan telur ayam terganggu. Harga telur otomatis anjlok karena konsumsi dari masyarakat berkurang.
Hendro Pranoto dan 10 teman lainnya, yang memanfaatkan program pemberdayaan PT Semen Indonesia yang kebetulan beroperasi di sekitar desa mereka. Bagaimana agar usaha yang dirintis bersama-sama pada akhir 2019 itu tidak berhenti di tengah jalan.
"(Saat PSBB) harga telur bahkan hanya sampai 16 ribu perkilogram," kata Hendro, Jumat (20/11/2020).
Bersama teman kelompoknya dia berpikir keras mencari jalan keluar. Akhirnya diputuskan untuk meningkatkan hasil produksi ayam petelur. Itupun masih dihadapkan dengan resiko besar dengan meningkatnya harga pakan dan vitamin. Padahal untuk meningkatkan produksi, pakan dan vitamin merupakan dua hal yang tidak bisa ditinggalkan.
Meski menambah biaya pakan, ternyata hasil produksi hanya cukup untuk biaya operasional. Tetapi setidaknya itu lebih baik daripada ternak mereka gulung tikar.
Sekarang, seiring dengan adaptasi kebiasaan baru ada harapan baru pula untuk usaha mereka. Selain ayam yang bisa menghasilkan minimal 10 kilogram, hargapun sudah mulai normal yakni 23 ribu perkilogramnya.
Masih di desa sama, M Wakid Yulianto (31), juga tengah berjuang untuk menahan gempuran Pandemi. Harga pakan untuk bibit kambing yang dia gemukkan sempat mahal.
Kelompok ternak ayam petelur ini adalah sekian dari usaha kecil yang bertahan saat pandemi. Mereka juga menyesuaikan sistem produksi dan pemasaran dengan tetap menyesuaikan adaptasi kebiasaan baru masyarakat (New Normal).
GM Of Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero) Pabrik Tuban, Fardi Sjahrul Ade, mengatakan 26 desa di 3 kecamatan yang menjadi fokus sasaran program dari perusahaan.
Di tahun 2020 ini terdapat 8 cluster pemberdayaan yang sudah direalisasikan, sedangkan di masing-masing desa sedikitnya ada 3 cluster. Agar program berjalan maksimal, mereka berkomunikasi dengan pemerintah desa, camat, tokoh masyarakat dan forum masyarakat kokoh.
"Semoga masyarakat bisa mengembangkan usahanya dan meningkatkan perekonomian warga sekitar," jelas Sjahrul. [nid/dy]