Laut Tercemar, Warga Tutup Paksa Pabrik Ikan di Bancar

 

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Sebuah pabrik pengolahan ikan PT. Nasional Indo Mina di Jalan Tuban-Bancar KM 41 didemo warga setempat, Selasa (29/9/2020) sore. Warga berjalan dari pemukiman menyusuri pantai dan tiba di pabrik.

Aksi warga bermula dari kondisi laut yang tercemar. Diduga kuat pabrik ikan sengaja membuang limbah ke laut dan tidak mengolahnya terlebih dahulu.

Dengan membawa poster berisi sejumlah keluhan, warga ditemui perwakilan manajemen pabrik. Beberapa warga sempat mediasi dan sisanya melakukan sweeping pekerja.

Satu persatu pekerja pabrik dipaksa keluar dari ruangan kerjanya. Massa semakin anarkis dengan membanting tong-tong ikan. Beberapa truk muatan ikan yang berada di dalam pabrik diminta untuk keluar pabrik.

Pantauan di lokasi pabrik, massa masih bertahan hingga pukul 16.31 Wib. Di sela mediasi, warga sempat menunjukkan limbah berbau. Air limbah bersama ikan dibuang di depan dan dalam kantor, dengan tujuan manajemen tahu betapa menyengat baunya.

Ketua Rukun Nelayan Boncong, Sholikan menjelaskan warga selama ini resah karena dampak limbah ikan yang diduga dibuang di laut membahayakan kesehatan warga.

"Selain berbau menyengat, limbah pabrik ikan juga berminyak membuat kulit warga gatal-gatal," ucapnya kepada blokTuban.com.

Sholikan membeberkan warga merasakan dampak limbah pabrik ikan selama empat tahun terakhir. Puncaknya sekarang ini warga demo dan meminta pabrik ditutup.

Usaha warga membuahkan hasil. Mediasi dengan manajemen pabrik, disepakati pabrik ditutup mulai tanggal 30 September 2020. Dituangkan dalam surat perjanjian antara pihak 1 diwakili pengurus limbah, Slamet Rahayu dan pihak 2 Sholikan.

Sementara itu, Humas atau juru bicara pemilik pabrik PT. Nasional Indo Mina, Slamet Rahayu menjelaskan, manajemen sebenarnya sudah berupaya pengadaan ijin IPAL dan mesin pengolah limbah. Karena terbentur birokrasi, sehingga belum datang.

"Tuduhan kalau kami buang limbah di laut itu tidak benar. Hasil kesepakatan bersama warga, pabrik ditutup sesuai dengan perjanjian bersama," sambung perempuan yang akrab disapa Meli.

Tak berhenti disitu, keluar dari pabrik warga beraksi di belakang gudang yang menjadi jalur pipa buangan limbah. Mereka menunjukkan bukti bahwa air limbah sangat berbau dan berminyak. [ali/col]