Pengeboran Sumur Pengembangan Mudi-26, PHE TEJ Sebut 62 Persen Tenaga Kerja Lokal

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein, menghadiri rapat secara daring upacara Tajak Pengeboran Sumur Pengembangan Mudi-26 Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) di salah satu Hotel di Kabupaten Tuban, Rabu (15/07/2020). 

Pada kesempatan itu, Wabup Tuban meminta agar dalam pengembangan operasional kegiatan pengeboran tersebut dapat terus melibatkan masyarakat sekitar dengan jumlah yang terus ditingkatkan. Salah satunya, melibatkan warga untuk menjadi tenaga kerja sesuai kemampuan dengan dan kebutuhan perusahaan.

“Semoga dapat berjalan lancar dan tanpa adanya fatality,” terang Wabup dua periode tersebut.

Lebih lanjut, Wabup kelahiran Rengel itu juga menekankan, jika penyerapan warga lokal sebagai tenaga kerja sangat diharapkan masyarakat serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban. Mengingat saat ini banyak warga yang terdampak akibat pandemi Covid-19 kehilangan mata pencaharian. 

Selain menyerap tenaga kerja, dia juga berharap pengembangan proyek membawa multiplayer efek lainnya, sehingga dapat mendukung pergerakan roda perekonomian warga di Kabupaten Tuban.

Wabup juga menyampaikan terima kasih atas dilibatkannya warga desa sekitar dengan kompetensi yang mumpuni menjadi teknisi pada kegiatan pengeboran. Sebab, pengeboran kali ini menjadi pengembangan dari sumur minyak di Desa Rahayu, Kecamatan Soko.

Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan produksi migas nasional. Selain itu, dampaknya juga dapat membawa manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Tuban, khususnya warga sekitar.

Terkait hal itu, General Manajer PHE TEJ, Darwin Tangkalalo menjelaskan, kegiatan pengeboran ini sebagai wujud komitmen Pertamina untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan energi Migas nasional, meski pada masa pandemi Covid-19. 

Di samping itu juga dalam rabgka mendukung pergerakan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja lokal maupun multiplayer efek lainnya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Tuban dan warga yang telah mendukung operasional penanjakan sumur pengembangan MUDI 26,” ujarnya. 

Darwin juga mengungkapkan, PHE TEJ berkomitmen menjalankan pengeboran sesuai prosedur keamanaan atau HSSE maupun protokol kesehatan Covid-19. Dengan begitu, akan mampu memproduksi migas secara optimal dengan zero fatality.

Sementara itu, Field Manajer PHE TEJ, Taryono menyatakan pihaknya telah siap melakukan tajak sumur pengembangan MUDI 26 Patch B di Desa Rahayu dengan kedalaman 9.604 feet. 

Total waktu operasional selama 36 hari dengan rincian 28 hari pengeboran  (dry hole basis) dan 8 hari masa produksi (completion basis). "Pengeboran ini ditargetkan mampu menghasilkan 200 barel oil,” jelasnya.

Adapun untuk jumlah pekerja yang dilibatkan pada pengeboran ini, kata Taryono ada sebanyak 198 pekerja, dengan rincian 75 orang (38 persen) adalah tenaga non-lokal dan 123 (62 persen) orang merupakan tenaga lokal. Tenaga lokal yang diserap berasal dari Desa Rahayu, Kebunagung dan Bulurejo.

“Pelibatan tenaga ahli dengan tujuan adanya transfer knowledge atau transfer pengetahuan bagi tenaga kerja lokal tentang pengeboran minyak,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, pada kegitan yang dihadiri hadiri Ketua DPRD, Wakil Kapolres, Kasdim 0811/Tuban dan kepala Dinas Lingkungan Hidup Tuban itu juga dibagikan paket sembako kepada sejumlah warga sekitar lokasi pengeboran oleh Camat bersama Forkopimka Soko. Kegiatan ini juga diikuti pegawai PHE TEJ yang berada di lokasi pengeboran di Desa Rahayu.[hud/col]