Jatah Elpiji Mulai Dikurangi

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Pada awal Juni, masyarakat bisa bernafas lega, sebab kebutuhan utama terkait gas epiji masih tercukupi. Bahkan, belum ditemui tanda-tanda kelangkaan.

Berdasarkan pantauan blokTuban.com di lapangan, ketersedian gas elpiji 3 kilogram (kg) di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban cukup aman tanpa ada kelangkaan. Kendati begitu, sebagian pangkalan mengeluh adanya penyusutan jatah elpiji melon tersebut.

"Kalau langka sih tidak ada, namun ada pengurangan jatah di pangkalan," ujar pemilik pangkalan elpiji di depan pasar Jatirogo, Latif (38), saat ditemui blokTuban.com, Sabtu (3/6/2017).

Menurut wanita yang bertahun-tahun menjadi pengecer elpiji melon tersebut mengaku, memang sudah menjadi tradisi setiap tahun saat bulan puasa ada pengurangan jatah elpiji. Apalagi, nantinya ketika mendekati lebaran, kelangkaan diprediksi akan terjadi.

Ketika diminta menyebut jumlah stok elpiji yang diterima, ia mengaku mendapat jatah 300 tabung sebelum dikurangi menjadi 200 tabung setiap harinya. Setiap tabung ia jual ke pelanggan dengan harga Rp18.000 hingha Rp18.500 pertabung.

"Pangkalan berharap, meski puasa dan lebaran stok elpiji tetap normal," tegasnya.

Ditemui terpisah, pemilik pangkalan elpiji di Jalan Raya Blora, Harmini (32) berujar serupa. Ia mengaku ada pengurangan jatah elpiji. Menurut wanita bergamis di toko seberang jalan itu mengaku, setiap minggu semestinya mendapat jatah 180 tabung. Namun minggu ini hanya mendapat 60 tabung.

"Banyak tanggal merah jadi stoknya kurang, waktunya dapat jatah tapi distributornya libur," tukasnya.

Ketika disinggung mengenai brightgas 5 kg, ia mengaku penjualan belum berjalan lancar. Sebab, masih banyak warga mampu yang lebih memilih elpiji melon, dengan alasan harga lebih terjangkau dibanding elpiji 5 kg yang diecer Rp65 ribu.

"Paling ada ya satu dua, itupun warga biasa, kalau PNS masih banyak yang pakai elpiji subsidi," tandasnya. [rof/rom]