Berburu Takjil Bubur Mudhor, Bubur Khas Saat Puasa

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - Hanya ada ketika bulan Ramadan, itulah Bubur Mudhor. Bubur Mudhor adalah bubur khas yang disediakan saat puasa tiba.

Bubur ini memang sudah melegenda rasanya. Tak heran jika kehadirannya pun kerap ditunggu masyarakat. Hal itu tampak saat memasuki hari pertama umat muslim menjalankan ibadah puasa.

Ratusan orang mengantre untuk mendapatkan Bubur Mudhor, di Masjid Mudhor, Jalan Pemuda, Kelurahan Sidomulyo Kecamatan/Kabupaten Tuban.

Menurut sejarah, bubur ini sudah ada saat zaman penjajahan. Baik masa penjajahan Kolonial Belanda hingga Jepang. Tepatnya sekitar tahun 1932.

Menurut Pengurus masjid Mudhor, Agil Albunumay, Bubur Mudhor ini sudah ada sejak lama. Sampai sekarang keberadaanya sudah sekitar 85 tahun.

"Jika sudah 85 tahun, berarti keberadaannya sudah ada sejak tahun 1932," Kata Agil sapaan akrabnya kepada blokTuban.com, saat ditemui di Masjid Mudhor.

Setiap harinya pun, masjid ini selalu ramai saat antrean pembagian bubur mulai dibuka, yaitu pukul 16.45 WIB. Warga mulai berbondong-bondong mengantre untuk menikmati lezat dan gurihnya Bubur Mudhor.

Tidak hanya warga setempat yang ikut mengantre, namun warga lain juga ikut.

"Setiap harinya pembagian Bubur Mudhor ini cukup untuk sekitar 400-500 orang," terang pria yang juga sebagai tokoh agama tersebut.

Lebih lanjut dia pun menjelaskan terkait Resep utama Bubur Mudhor, hingga rasanya amat sangat nikmat dengan sajian kuah gurihnya dan daging ayam yang tersedia.

"Berasnya 30 kilogram, santan, bumbu gule, rempah, garam sekitar 1 kg lebih, kayu manis, pandan, serai dan tambahan bumbu dapur lain secukupnya. Jadilah Bubur Mudhor ukuran dandang besar," paparnya.

Proses memasak pun tidak instan. Dimulai sebelum waktu Zuhur, sekitar pukul 10.30 WIB, bubur bisa jadi pukul 15.00 WIB.

Para juru masak pun terlihat berusaha keras saat mengaduk bubur khas tersebut. Mereka mengeluarkan tenaga yang cukup, sebab semakin lama bubur diaduk maka akan semakin mengental, hingga adukan pun terasa berat.

"Lama memasaknya. Semakin lama maka akan semakin berat adukan bubur, karena awalnya belum matang hingga proses matang. Juru masak pun bergantian saat mengaduk," ungkap Agil.

Kisah antrean Bubur Mudhor pun dirasakan oleh Nurul, warga setempat. Dia datang sejak waktu pembagian mulai dibuka. Namun dia harus rela mengantre cukup lama untuk bisa menikmati Bubur Mudhor.

"Cukup lama antrenya, tapi masih kebagian," ucap Nurul sambil menggendong anaknya yang masih balita.

Menurutnya, antrean untuk mendapatkan bubur Mudhor sudah hal yang lumrah, karena banyak warga yang ingin merasakan nikmat dan lezatnya bubur.

"Rasanya enak gurih, bumbu rempahnya berasa. Bubur ini untuk berbuka bersama keluarga," terang Nurul, dengan dua rantang kecil berisi bubur di tangannya.

Tergoda bukan dengan sajian Bubur Mudhor. Bagi anda yang ingin merasakan Bubur khas tersebut, maka anda bisa datang di Masjid Mudhor. Namun harus sabar antre ya. [nok/col]