Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Para penambang tradisional yang beroperasi di sumur tua Gegunung Belanda (GGNB) di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur gelisah. Mereka menunggu kejelasan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perusahan Daerah Aneka Tambang (PDAT) Kabupaten Tuban yang tak kunjung ada titik terang.
Pasalnya, usai ditertibkannya peralatan tambang mereka (9/8/2016) lalu, hingga kini nasibnya belum jelas. Informasi yang beredar, nantinya hanya beberapa penambang tradisional yang dilibatkan dalam proses produksi.
“Para penambang hanya bisa menunggu," ujar Syafiudin, Investor penambang tradisional GGNB asal Senori itu, Jumat (26/8/2016).
Menurut pria yang mengaku sahabat aktivis HAM, alm. Munir itu, BUMD PD aneka tambang diminta tidak menutup mata agar melibatkan semua penambang yang dulunya bekerja di Lapangan GGNB. Para penambang bisa direkrut sebagai tenaga kerja ketika pembersihan untuk persiapan produksi.
"Jika dibiarkan tanpa kejelasan, bisa-bisa nanti para penambang kembali lagi untuk melakukan eksploitasi," tandas pria yang akrab disapa Udin itu.
Terpisah, Plt BUMD PDAT Kabupaten Tuban, Cucuk Dwi Sukwanto, ketika dikonfirmasi mengaku, hinga kini PDAT baru merencanakan Well tes atau tes awal produksi di 10 titik lapangan sumur tua GGNB.
"Soal rekrutmen tenaga kerja, akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya," sambung Cucuk.
Ia juga menjelaskan, apabila nantinya membutuhkan tenaga nonteknis pasti melibatkan warga ring satu. Sebelumnya dikatakan Cucuk, bahwa PDAT meminta waktu satu bulan usai penertiban untuk dirapatkan.[rof/ito]