Kunjungi Tuban, Tri Rismaharini Soroti Infrastruktur Pantura yang Tak Berubah
Mantan Menteri Sosial sekaligus Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jawa Timur, Tri Rismaharini, mengunjungi Kabupaten Tuban pada Selasa (17/9/2024).
Category : Tag: Perjuangan Tuban
PDI Perjuangan Tuban Salurkan Kurban dari DPD PDI Perjuangan Jatim
Dalam rangka perayaan Idul Adha 1445 Hijriah, PDI Perjuangan terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan.
PDI-Perjuangan Tuban Siapkan Langkah Berikut di Pilkada 2024 Mendatang
Terdapat 3 langkah yang akan diambil Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Tuban dalam hadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tuban 2024 mendatang.
Tim Pemenangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Dikukuhkan: Yakin di Tuban Menang
Tim pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres), Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah dikukuhkan dilanjutkan konsolidasi di Kantor PDI Perjuangan Jalan Teuku Umar Tuban No.25 Kelurahan Latsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Rabu (8/11/2023).
Pemilu 2024
Respon Ketua PDI Perjuangan Tuban Munculnya Para Kades Jadi Relawan Des Ganjar
Ganjar Pranowo kader PDI Perjuangan memiliki pengagum di Kabupaten Tuban yaitu para kepala desa yang tergabung di Papdesi Tuban. Mereka para relawan itu, mengagumi sosok Ganjar Pranowo sebagai salah satu dewan pembina Papdesi bukan partainya.
Serpihan Agresi Militer II di Tuban-Bojonegoro (1)
Pengintai Kapal Belanda di Tuban
Pantai Glondonggede berjarak sekitar 30 kilometer di sisi barat pusat pemerintahan Kabupaten Tuban, dan masuk wilayah administratif Wedana Tambakboyo (sekarang Kecamatan Tambakboyo). Bentang pantai yang cukup panjang dengan kondisi yang relatif sepi dibanding pantai yang berada di pusat kota, lebih memungkinkan pasukan marinir Belanda mendarat tanpa mendapat gangguan dari pasukan gerilya.
Agresi Militer Belanda II dan Perlawanan Heroik Letda Soetjipto* (bagian 2)
Bantai Penjajah di Mondokan dan Merakurak
Belanda terus berusaha mengejar pusat pemerintahan Tuban. Karena kondisi semakin genting, tepat pada tanggal 22 Desember 1948 pukul 08.00, pemerintahan diserahkan dari sipil Bupati KH Mustain, dan dipegang militer yakni Komando Distrik Militer (KDM/sekarang Kodim), yakni Kapten R.E.Soeharto. Karena pusat pemerintahan di Tlogonongko sudah tercium Belanda dengan adanya serangan pada tanggal 10 Januari 1949, maka pusat pemerintahan dipindahkan oleh pasukan ke Montong.