Asal Usul Desa Sobontoro Tuban, Berawal dari Seorang Musafir yang Sobo Sakwentoro

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com - Berbicara mengenai asal-muasal suatu daerah, tak dipungkiri hampir setiap daerah memiliki cerita asal-usulnya, termasuk halnya Desa Sobontoro yang terletak di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Selasa (31/10/2023). 

Desa yang berada di pesisir jalan Pantura ini memiliki daerah seluas 141 Ha dengan penduduk sebanyak kurang lebih 2.000 jiwa yang terbagi dalam dua pedukuhan yakni Dusun Sobontoro dan Dusun Jamong. 

Letaknya yang strategis berada di pesisir Jalur Pntura membuat masyarakat Desa Sobontoro tak hanya bekerja sebagai petani, manun juga ada yang bekerja sebagai nelayan dan pedagang.

Menurut keterangan Lukmad, Kasi Pelayanan Desa Sobontoro saat ditemui di kantornya oleh blokTuban.com, menjelaskan terkait asal-usul Desa Sobontoro bermula dari cerita yang berkembang dari mulut ke mulut dan belum dapat dipastikan kebenarannya.

Konon dahulu di desa ini terdapat seorang musyafir yang melakukan perjalanan untuk mencari nafkah dalam arti beliau mencari pohon kelapa atau bogor.

Kala itu, musafir tersebut bertarung atau adu kekuatan dengan seseorang, namun orang tersebut mati karena kalah. Akhirnya orang tersebut berkata "sobo sedelok" atau sobo sakwentoro yang artinya bepergian sementara, sehingga kalimat tersebut dikenang dan menjadi nama Desa Sobontoro.

"Asal-usul Desa Sobontoro, artikel dalam artian orang musafir jalan-jalan dengan segi penjuru Pulau Jawa untuk mencari nafkah makan untuk hidup dalam arti mencari pohon kelapa/bogor. Ketika itu ada dua arus, orang tersebut yang namanya musafir itu adu ilmu, ketika adu ilmu ada yang kalah salah satu meninggal, akhirnya orang tersebut mengatakan sobo sedelok. Sobo sedelok itu sobo sakwentoro. Ketika orang yang meninggal tersebut, orang yang hidup dan menang dikatakan dan dikasih julukan Desa Sobo Sakwentoro atau Desa Sobontoro," jelasnya.

Adapun mengenai kesenian dan tradisi yang masih dilestarikan, masyarakat Desa Sobontoro terkenal akan kesenian Tak-takan yang banyak ditemui saat acara seperti perayaan HUT-RI dan acara besar lainnya.

Selain itu, masyarakat Desa Sobontoro juga masih rutin melaksanakan tradisi sedekah bumi yang diadakan rutin setiap tahunnya di bulan September.

Acara sedekah bumi biasanya menampilkan hiburan berupa wayang kulit. Dilakukan di Sumur Gede dan Sumur Genteng yang merupakan sumur yang dikeramatkan warga sekitar. [Rul/Ali]