Identik dengan Goa, Tradisi di Desa Guwoterus Tuban Masih Kental

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

 

blokTuban.comDesa Guwoterus merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, desa yang didominasi oleh are perbukitan ini memiliki luas sekitar 1.142 Ha yang terbagi menjadi 3 dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Jaten dan Dusun Ngindahan.

Mengenai jumlah penduduk yang menempati Desa Guwoterus sampai saat ini berkisar kurang lebih sekitar 3.500 jiwa yang mana mayoritas profesinya yakni 90% sebagai petani, yang mana sekarang dipimpin oleh Pudji selaku Kepala Desa yang sudah menjabat selama 2 periode ini sejak tahun 2013.

Desa Guwoterus berbatasan langsung dengan Desa Mulyoagung di sebelah Barat, Desa Sidonganti dan Desa Tenggerwetan di sebelah Utara, Desa Talangkembar di sebelah Timur dan Desa Nguluhan di sebelah Selatan.

Dibahas mengenai sejarah Desa Guwoterus seperti yang dijelaskan oleh Pudji selaku Kepala Desa Guwoterus berdasarkan RPJM desa menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, konon menurut cerita para sesepuh desa nama desa diambil dari kata Guwo dan Terus yang mana Guwo yang memiliki arti sebuah ruangan didalam bebatuan kapur atau yang biasa disebut Goa dan kata Terus yang berarti lanjut atau tembus sehingga disebutlah Desa Guwoterus yang artinya setiap ada Goa pasti ada jalan tembusnya. Hal ini seperti yang terdapat di Punden Guwoterus yang goa nya juga tembus.

“Bahkan Guwo ini setiap tahun di adakan acara sedekah bumi dengan hiburan bermacam – macam diantaranya Langen Tayub, kata Guwo memaknai huruf W yang menunjukan Dewa Guwoterus sejak dulu sudah ada dan bukan merupakan desa yang baru atau pemekaran dari desa yang lain yang kental terhadap adat istiadat atau yang berkembang di Desa Guwoterus yang perlu dilestarikan,” Jelas Pudji.

Dengan keidentikan Desa Guwoterus yang dengan adanya sebuah Goa pun mempunyai keterkaitan dengan sejarah sesepuh desa yakni Mbah Kedung Banteng atau Mbah Imam Sanusi yang konon dipercaya masyarakat sebagai yang babat alas atau membuka pemukiman di Desa Guwoterus ini.

Darwanto (54) mengatakan bahwa sesepuh desa yang babat alas Desa Guwoterus ini berjumlah 3 orang yakni Mbah Kedung Banteng, Mbah Keramat, dan Mbah Sumigit yang konon ketiga orang tersebut pada zaman dahulu berkoordinasinya atau tempat berkumpulnya di sebuah goa.

“Dari ketiga itu koordinasinya di goa. Pada waktu itu goa belum ada rumah kalau cerita Jawa gitu, lah goa tadi siapa masuk harus tembus enggak boleh keluar sehingga orang masuk goa harus tembus itu kan enggak boleh keluar lewat pintu masuk lagi harus keluar tembus. Lah sampai sekarang desa dinamakan Guwoterus ya ada goanya di mana goa tadi masuk tidak boleh kembali harus tembus kudu terus istilahe mlebu kudu terus,” Ucap pria berusia 54 tahun tersebut.

Disinggung mengenai tradisinya tersendiri, Desa Guwoterus masih melaksanakan sedekah bumi dan juga kesenian langen tayub yang biasanya dilakukan secara bergilir yang diawali di makam Mbah Kedung Banteng dan berlajut di antaranya ada makam Mbah Keramat, Punden Desa Guwoterus, dan yang terakhir yakni di sumber mata air krawak. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada sasi besar atau bulan besar yang mana harinya antara hari Rabu Wage atau Sabtu Wage. [Naw/Ali]