Didirikan di Masa Bupati ke-7, Ini Perjalanan Masjid Agung Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Masjid Agung merupakan salah satu ikon kebanggaan masyarakat Tuban. Didirikan pada masa pemerintahan Bupati ke-7 Tuban yang bernama Adipati Raden Ario Tedjo yang setelahnya direnovasi untuk pertama kali oleh bupati Raden Tumenggung Kusumodigdo yang merupakan bupati Tuban ke-35. 

Lokasi Masjid Agung ini berdiri megah disisi barat Alun-alun Tuban dan berdekatan dengan makam Sunan Bonang. Dahulu kala Masjid ini juga digunakan Sunan Bonang sebagai tempat mengajar Agama Islam kepada masyarakat.

Kemegahan Masjid Agung Tuban sering disebut bak pesona 1001 malam dikarenakan warnanya yang unik dan memanjakan mata. Pada arsitektur Masjid Agung Tuban ini terdapat akulturasi budaya yakni ornamen khas Jawa Klasik.

Dikutip dari berbagai sumber oleh blokTuban.com, sebelum mencapai bentuk megah seperti yang terlihat saat ini, masjid telah dipugar beberapa kali. Tahun 1894 dilakukan perombakan pertama dengan menggunakan jasa arsitek Belanda, B.O.W.H.M. Toxopeus. Renovasi berikutnya pada tahun 1985 bertujuan memperluas bangunan masjid. Pemugaran terakhir dilakukan pada tahun 2004.

Pada renovasi terakhir dilakukan beberapa perubahan yang signifikan, seperti penambahan lantai dari satu menjadi tiga lantai, pembangunan sayap kanan dan kiri bangunan, pembangunan enam menara, dan sebagainya. Hasilnya, Masjid Agung Tuban menjadi sangat megah seperti yang bisa disaksikan saat ini.

Tampilan luar bangunan masjid mengingatkan pada Masjid Imam di Kota Isfahan, Iran. Pengaruh ini juga yang menjadikan Masjid Agung Tuban tampak memancarkan pesona 1.001 malam dengan permainan warna, terutama pada malam hari.

Bagian dalam masjid yang banyak menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom, sepertinya terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol.

Gaya arsitektur khas Nusantara dapat ditemui pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas Jawa. Di sayap mihrab terdapat tangga dari bahan kuningan mencirikan gaya khas ornamen Jawa Klasik.

Selain pola arsitekturnya, Masjid Agung Tuban memiliki keistimewaan lain. Sekitar sepuluh meter dari masjid, berdiri Museum Kembang Putih yang menyimpan berbagai beres bersejarah seperti kitab Al-Quran kuna terbuat dari kulit, keramik Cina, pusaka, sarkofagus, dan sebagainya.

Masjid Agung Tuban, yang pada awalnya bernama Masjid jami’, kini tak sekadar berdiri megah, namun sekalgus menjadi simbol semangat religius masyarakat Tuban. 

Selain tempat ibadah, Masjid Agung Tuban terbilang tak pernah sepi pengunjung khususnya wisatawan. Hal yang tak terlewatkan ketika ada di masjid ini adalah berfoto selfie sebagai kenang-kenangan. [Ali/Dwi]

 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS