Cerita Desa Gesikharjo Tuban dan Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Kontributor: Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Sejarah desa atau daerah pasti memiliki latar belakang masing-masing dan seringkali tertuang dalam dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut, sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta. Demikian juga dengan sejarah Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban yang tak lepas dari kisah Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi yang merupakan ayah dari Sunan Ampel atau Raden Ali Rahmatullah.

Desa yang dipimpin oleh Sukarnoto, Kepala Desa Gesikharjo selama 2 periode ini secara geografi merupakan desa yang berada di tepi laut atau biasa disebut dengan Pantura (pantai utara) yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota Tuban. Terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Gemulung, Dusun Rembes, dan Dusun Gesik.

Sutarmuhari (53 tahun) selaku Kasun Gemulung Desa Gesikharjo menceritakan bahwa pada abad ke-14, datanglah seorang musafir dari Negeri Samarkand yang saat ini dikenal dengan Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Selasa (04/04/2023).

Dulu daerah Gesikharjo tekenal dengan hamparan yang sangat rendah baik kultur tanahnya dan lain sebagainya. Kemudian Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi menemui Mbah Mojo karena ingin mendirikan Pondok. Akhirnya Mbah Mojo mengarahkan untuk membuat pondok di tempat di mana tanah tersebut tenyata rembes dan terdapat airnya.

“Nah, karena tanah di sana rembes banyak airnya. Kemudian daerah tersebut dinamakan Dusun Rembes yang merupkan salah satu Dusun Desa Gesikharjo,” ujar Kasun Gemulung saat diwawancarai.

Tak lama kemudian, karena tanahnya rembes air, maka Mbah Mojo mengarahkan untuk pindah ke arah barat dan kemudian Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi menemukan tempat yang tanahnya Gesik. Akhirnya pondok yang awalnya berada di tanah rembes akhirnya dipindahkan di daerah yang tanahnya gesik tersebut.

“Ya karena tanahnya di daerah pondok tersebut gesik. Akhirnya daerah tersebut dinamakan Dusun Gesik dan lama kelamaan jadilah Desa ini menjadi Desa Gesikharjo,” imbuhnya.

Di sisi lain, menurut Ahmad Rizal Pamungkas (42 tahun) selaku Sekretaris Desa Gesikharjo mengatakan bahwa penamaan Dusun Rembes berawal dari waktu disaat pemakaman Syekh Asmoroqondi ternyata tanahnya rembes. Kemudian daerah tersebut dinamakan Dusun Rembes dan akhirnya tempat pemakamanya di pindah.

“Pada waktu pemakaman itu tanahnya rembes, ada airnya. Jadi makamnya dipindah karena tanahnya rembes air dan kemudian daerah tersebut dinamakan Dusun Rembes,” sambung Sekdes Gesikharjo.

“Kemudian struktur tanah yang bagus untuk pemakaman Syekh Asmoroqondi adalah di wilayah barat. Makanya kemudian diberi nama Gesik atau terkenal dengan tanahnya yang gesik atau gesek tidak berair,” katanya.

Desa Gesikharjo juga memiliki peninggalan bersejarah yaitu Makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Gapura Makam Syekh Asmoroqondi, Mimbar bekas syiar Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Bedug, dan yang tak kalah penting juga terdapat beberapa titik sumur peninggalan Syekh Asmoroqondi yang tersebar di 2 dusun yaitu Dusun Rembes dan Dusun Gesik.

“Untuk peninggalan ada makam Syekh Asmoroqondi, kemudian gapura atau maduraksa menuju makam yang memiliki 3 titik dan ada mimbar yang dulu digunakan syiar Syekh Asmorondi dan detik ini masih terjaga dan dirawat di museum yayasan Masjid Asmoroqondi dan juga bedug yang digunakan untuk memberi aba-aba jama’ah kepada santri dan penduduk sekitar dan juga ada beberapa titik sumur yang saat ini masih digunakan,” tutupnya.

Adapun potensi Desa Gesikharjo cukup banyak. Pasalnya, jika dilihat dari letak geografi di sebelah utara terletak di perbatasan laut sehingga sebagian warga nelayan, sedangkan di wilayah selatan juga terdapat beberapa hektar pertanian sehingga selain dari sektor perikanan juga terdapat sektor pertanian. 

Di mana tanah di Desa Gesikharjo merupakan tanah yang cukup produktif dengan kegiatan pertanian 3 kali 1 tahun. Selain itu yang cukup berdampak bagi perekonomian khususnya di wilayah barat Desa Gesikharjo adalah dengan adanya Makam Ibrahim Asmoroqondi yang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Tuban. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.