Mengenal Rumah Ramah Anak, Program Workshop Keliling Yang Baca Karakter Anak Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Rumah ramah anak merupakan salah satu program baru yang sedang dijalankan oleh rumah persinggahan Tuban. Outputnya adalah keliling di berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Tuban, Rabu (16/2/2022). 

Rumah ramah anak ini diselenggarakan dengan tujuan melakukan survei, terkait seberapa besar minat anak di Kecamatan Widang pada bidang kesenian khususnya seni rupa. Hasil tersebut nantinya akan dibuat roadmap kegiatan jangka panjang. 

“Jadi bukan hanya kita sebatas untuk survei kemudian kita pendataan tapi juga nanti outputnya akan bikin tindak lanjut dari workshop ini, berupa kegiatan apa yang terpusat di kabupaten atau nanti kita tetap keliling di kecamatan. Yang jelas kita outputnya adalah untuk mencari bibit muda seniman di Tuban, melalui metode yang kita sebut rumah ramah anak,” terang Muchammad Nahrus, Pemateri sekaligus Direktur Rumah Persinggahan kepada blokTuban.com 

Nahrus sapaan akrabnya melanjutkan, pemilihan program tersebut karena untuk ramah pada anak harus dimulai dari rumah. Rumah merupakan tempat paling dekat dari penanaman pendidikan karakter. Selain itu, yang dikuatkan oleh pemerintah sendiri di akhir-akhir ini adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Itu yang trilogi penguatan pendidikan karakter yang sekarang digencarkan oleh pemerintah. Dari penanaman pendidikan karakter ini harapan kita adalah anak tidak menjadi miskin tentang wawasan kebudayaannya,” terangnya.

Dengan demikian, anak tetap mengetahui jati dirinya serta potensi yang bisa dikembangkan dari dirinya. Dalam program ramah anak diperuntukkan untuk yang berusia dua hingga 17 tahun. 

Selain untuk pendataan, tujuan utama dari adanya rumah ramah anak juga untuk melakukan campign terhadap para orang tua atau guru. Bahwa sudah saatnya orang tua atau guru tidak mengeksploitasi anak. 

“Anak yang selama ini kita jadikan sebagai obyek pendidikan, kita arahkan untuk anak ini menjadi subyek. D imana anak yang bertindak lebih utama, bukan orang tua yang memiliki ide atau gagasan kemudian diaplikasikan ke anak, tapi gimana sih anak itu kita gali lagi potensinya. Jadi kita yang ngikut anak bukan anak yang ikut kita,” tambahnya. 

Hal itu dilakukan lantaran, selama ini masih banyak proses-proses akademik yang mengorbankan sisi humanis dari anak itu sendiri. Dicontohkan Nahrus selama ini anak hanya diajari untuk bisa menggambar, tapi ketika anak ditanya maksud dari gambarnya tersebut tidak bisa menjelaskan. 

Dengan adanya campaign tersebut, diharapkan agar anak mau bercerita dan mengekspresikan dirinya melalui media gambar. Tidak hanya itu saja, tujuan akhir dari kegiatan ini adalah untuk penanaman ideologi pada anak.

“Jadi anak bukan hanya sebatas untuk jadi seniman atau juara lukis tapi lebih pada penanaman pendidikan karakter anak ini sendiri. Anak punya karakter yang kuat yang lebih kreatif dan identik dengan ia bisa menghadapi situasi apapun dengan cara yang lain,” jelasnya. 

Setelah mengikuti workshop rumah ramah anak ini, hasil yang telah dibuat oleh anak nantinya akan di seleksi. Selanjutnya akan disampaikan kembali hasilnya kepada orang tua atau guru dalam bentuk fisik yaitu rapot. 

Bagi orang tua akan mengetahui karakter yang dimiliki oleh anaknya , sehingga tahu jika metode penanganannya akan seperti apa. Selain itu, diketahui pula potensi yang dimiliki oleh anaknya. 

“Potensi dalam artian potensi untuk pengembangan kesenian di anak tersebut. Maksud dari potensi itu adalah kita mencari alternatif lain dari sifat anak yang bisa digali dengan berbagai metode lainnya. Orang tua di sini poin satu bisa membaca karakter anak, yang ke dua mereka tahu metode yang tepat untuk menangani anak tersebut,” paparnya. 

Untuk dapat  mengadakan atau mengikuti workshop tersebut, dikatakan Nahrus terdapat tiga paket yaitu premium, reguler, dan beasiswa. “Yang premium semua kita cover termasuk konsumsi dan lainnya, reguler datang dan membawa materi saja untuk konsumsi dan lain sebagainya disediakan oleh pihak penyelenggara, kemudian paket beasiswa ini di cover oleh CSR rumah persinggahan.,” katanya.

Selanjutnya Direktur Rumah Persinggahan ini mengatakan, nominal dari pembayaran paket premium yaitu Rp5 juta dengan paket yang sudah ditentukan. Sedangkan untuk paket reguler adalah Rp3 juta, dan untuk paket beasiswa diikutkan pada program reguler akan tetapi dicover oleh CSR rumah persinggahan. 

“Nominal sesuai dengan paket yang sudah kita tentukan yaitu makannya ini, kuota pesertanya berapa. Karena kalau kuota pesertanya nambah otomatis kita tutornya juga nambah,” tutupnya. [Sav/Ali]