Malas Keramas Setelah Olahraga, Apa Efeknya pada Rambut

Reporter: -

blokTuban.com - Setelah basah oleh keringat, mandi dan keramas setelah olahraga memang menyegarkan. Tetapi faktanya ada orang yang sesekali melewatkan sesi keramas setelah olahraga.

Alasannya beragam, yang jelas, waktu 15 menit yang digunakan untuk keramas bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lainnya, terutama jika sedang terburu-buru mengejar sesuatu.

Namun, melewatkan sesi keramas setelah olahraga ternyata tidak ideal untuk kulit dan rambut karena bisa menyebabkan kondisi ini:

1. Ketombe

Keringat yang mengering di kulit kepala akan menciptakan lapisan di atas kulit. Jika dibiarkan terlalu lama, kondisi itu dapat menyebabkan dermatitis seboroik atau infeksi jamur yang juga lebih dikenal sebagai ketombe.

"Ini adalah kondisi alami pada tingkat tertentu, tetapi penumpukan dari keringat dan minyak menciptakan tempat jamur berkoloni berlebihan," ungkap dokter kulit bersertifikat Sapna Palep, MD, seperti dilansir Livestrong.

Dermatitis seboroik juga dapat memunculkan kulit bersisik dan kemerahan di bagian lain tubuh jika tidak mandi setelah berolahraga.

"Terutama area di mana sebum atau minyak kulit diproduksi, termasuk alis, di sekitar hidung, dada bagian tengah dan, dalam kasus yang parah, dahi dan dagu," kata ketua departemen dermatologi. di Wake Forest University Health Sciences, Amy McMichael, MD.

Jika kamu cenderung banyak berkeringat saat berolahraga, selalu mandi dan keramas untuk mencegah ketombe. Jika tidak, kamu bisa keramas dua hingga empat kali seminggu, tergantung seberapa berminyak rambut.

Palep menyarankan penggunaan sampo dengan formula yang lembut dan mengaplikasikannya fokus hanya pada kulit kepala.

"Sampo yang turun dari kulit kepala ke helai rambut saat dibilas sudah cukup untuk membersihkan area rambut lain," katanya.

Jika rambut sudah berketombe, kamu mungkin perlu menggunakan sampo antijamur.

Meski keramas disarankan setelah selesai berolahraga, pemilik rambut keriting idealnya tetap konsisten mencuci tambut hanya seminggu sekali bahkan jika mengeluarkan banyak keringat.

"Sampo dirancang untuk menghilangkan minyak dari rambut, yang sangat dibutuhkan oleh rambut keriting yang kencang," kata asisten profesor dermatologi di Johns Hopkins School of Medicine.

Sebelum keramas, oleskan konditioner ke ujung rambut agar tidak kering. Terutama untuk rambut yang diwarnai, yang lebih rapuh dan rambut keriting.

2. Rambut rontok

Penipisan rambut juga bisa terjadi jika sering melewatkan keramas setelah olahraga.

"Ketika ada serpihan yang terlihat di kulit kepalamu, itu berarti jamur telah menyerang lapisan permukaan kulit, dan ini menyebabkan rambut rontok," kata Palep.

Penumpukan jamur juga akan membuat folikel rambut macet, pada akhirnya pertumbuhan rambut baru akan terhambat.

Selain dapat menyebabkan rontok, menurut sebuah penelitian pada Desember 2018 di International Journal of Trichology, dermatitis seboroik juga dapat menyebabkan helai rambut lebih tipis dan kurang bersinar.

Meskipun keramas lebih sering dan menggunakan sampo obat dapat mencegah kerontokan rambut, keramas terlalu sering juga dapat menyebabkan rambut menipis.

Tapi, kata McMichael, tidak ada angka keramas yang sempurna, karena harus disesuaikan dengan jenis rambut.

"Bagi mereka yang memiliki rambut sangat keriting, keramas setiap minggu atau dua minggu sekali sudah cukup. Sementara yang rambutnya halus dan kulit kepala berminyak, keramas tiap hari mungkin paling baik," katanya.

Apapun tipe rambutmu, gunakan sampo dan konditioner lembut yang tidak mengeringkan rambut dan menghilangkan minyak-minyak alaminya.

"Orang yang sering berolahraga sebaiknya menggunakan sampo ringan yang mengandung sulfat dengan bahan-bahan, seperti C14-16 olefin sulfonate, diikuti dengan deep conditioner seminggu sekali,” katanya.

McMichael juga merekomendasikan memilih deep conditioner yang mengandung silikon untuk melapisi dan melindungi batang rambut.

Untuk mencegah kerontokan, hindari pula terlalu sering mengikat rambut dengan kencang karena dapat memberi tekanan pada folikel rambut.

3. Lebih rentan infeksi

Alasan lain untuk mencuci rambut setelah berkeringat adalah rasa gatal, dan beberapa orang bahkan sering menggaruk hingga kulit kepala mereka luka.

Menurut Palep, luka lecet bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur.

Untuk mencegah infeksi, kamu perlu mengatasi akar masalah dengan mengurangi serpihan dan kulit bersisik tersebut.

"Pengobatannya bervariasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Beberapa pasien membaik hanya dengan sampo nti ketombe," tambah McMichael.

Kamu bisa mencoha penggunaan sampo dengan bahan anti-inflamasi atau anti-jamur aktif, seperti seng, ketoconazole, tar, selenium sulfide atau ciclopirox. Hindari pula untuk menahan godaan menggaruk kulit kepala.

Jika sudah mencoba beberapa upaya namun belum berhasil, cobalah berkonsultasi dengan dokter kulit.

4. Jerawat di kulit kepala

Orang yang biasa tidak berkeramas setelah olahraga juga bisa mengalami tumbuhnya jerawat di kulit kepala atau yang disebut "scalpne", secara teknis disebut folikulitis atau peradangan di folikel rambut.

"Jika tidak dirawat dapat menyebabkan jaringan parut lokal dan rambut rontok," ungkap McMichael.

Karena folikulitis adalah komponen dari dermatitis seboroik, perawatannya pun sama, yakni mencuci rambut menggunakan sampo obat lembut.

"Jika jerawat resisten terhadap pengobatan ini, larutan antibiotik topikal juga dapat digunakan," kata McMichael.

Penggunaan minyak atau gel rambut yang terlalu sering juga bisa menyebabkan folikulitis.

"Selain itu, banyak orang mengalami reaksi alergi terhadap komponen tertentu dalam produk rambut, termasuk wewangian, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala yang bermanifestasi sebagai jerawat," katanya.

*Sumber: kompas.com