Jembatan Kayu di Selang, Peninggalan Kolonial Belanda

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Dusun Selang, Desa Jadi, Kecamatan Semanding,Kabupaten Tuban memiliki pesona alam yang menarik untuk dikunjungi, ditambah lagi dengan adanya bangunan bersejarah yakni, jembatan tua dari kayu yang menjadi daya pikat untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Dengan jalan yang saat ini baru diproyeksikan akan dibangun untuk diaspal, maka semakin mudah akses jalan menuju jembatan jembatan tua itu, kendati demikian terdapat kemungkinan jembatan tersebut dibangun secara permanen. Sehingga akan melunturkan nilai sejarah yang terkandung dijembatan tersebut.

Jembatan Tua yang terbuat dari kayu sepanjang 30 meter ini memperkuat bukti sejarah dimana Dusun Selang, Desa Jadi dulunya tidak lepas dari jamahan kolonial belanda. Jembatan tua tersebut menjadi jembatan penghubung antara Dusun Selang, Desa Jadi, Kecamatan Semanding dengan Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak.

Dari keterangan Kepala Dusun (Kadus) Siswanto selaku pemangku Dusun Selang mengatakan jembatan tua tersebut merupakan akses jalan satu-satunya warga Dusun Selang untuk mencapai ke-Kecamatan Merakurak. Belum tahu pembangunan jembatan itu tahun kapan yang jelas jembatan itu peninggalan Kolonial Belanda.

"Awal mulanya Jembatan Tersebut kayunya dari kayu jati pilihan yang sangat bagus dan mempunyai tebal hingga 10 centimeter, berhubung pada tahun 2009 ada renovasi total kayu dari jembatan itu diganti,"ungkap Kadus Selang kepada blokTuban.com.

Ia menambahkan bahwa bangunan jembatan tua dari kayu tersebut berada tepat di perbatasan sekaligus menjadi perbatasan antara Kecamatan Semanding dan Juga Kecamatan Merakurak di bagian selatan berada di wilayah Dusun Selang, Desa Jadi, Kecamatan Semanding dan di bagian utara berada di wilayah Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak.

Dengan berada diketinggian 30 meter dari dasar sungai Kalipang, jembatan tersebut setiap hari libur ramai dikunjungi para wisatawan lokal maupun dari luar daerah, mereka datang sekedar untuk berfoto-foto sekaligus menikmati keindahan sejarah bangunan jembatan tua itu.

"Setiap hari Sabtu dan Minggu pengunjung ramai, dari kawasan Tuban hingga luar Tuban seperti Mojokerto, Bojonegoro dan Gresik," ujarnya.[hud/ito]