Zat Kimia dalam Deodoran, Perlukah Dikhawatirkan?

Reporter: -

blokTuban.com - Kita pasti tak akan menelan sesendok bahan-bahan kosmetik yang bersifat toksik. Tetapi, tanpa disadari dengan mengoleskannya pada bagian ketiak sebenarnya efeknya sama bahayanya.

Para pakar memperingatkan bahaya beberapa zat kimia yang sering dipakai dalam produk deodoran.

"Saat kita makan sesuatu, zat itu akan dipecah oleh liver dan sistem pencernaan. Tapi jika menggunakannya pada kulit, butuh waktu tertentu sampai zat itu masuk ke peredaran darah tanpa dimetabolisme," kata Heather Patisaul, Ph.D, associate profesor biologi dari North Caroline State University.

Patisaul banyak meneliti tentang pengganggu hormonal, zat kimia yang merusak fungsi hormon perkembangan dan reproduksi.

Ia mengatakan, mengoleskan sesuatu ke kulit, tak berarti zat tertentu akan masuk ke peredaran darah. Hal itu tergantung pada jenis zat kimianya. Namun, hasil tes darah menunjukkan bahwa ada banyak zat yang biasa dipakai dalam produk deodoran bisa masuk ke dalam tubuh.

Penelitian juga menunjukkan, kandungan tertentu dalam deodoran diserap dan disimpan dalam sel lemak, terutama di bagian ketiak.

"Jaringan ketiak Anda juga mengandung reseptor hormon, yang akan bereaksi pada zat-zat dalam deodoran," kata Philip Harvey, Ph.D, editor in chief Journal of Applied Toxicology.

Karena alasan tersebut, pakar seperti Harvey dan Patisaul khawatir kandungan dalam deodoran dan antiperspiran akan menyebabkan gangguan reproduksi, bahkan kanker.

Kandungan dalam deodoran yang perlu diwaspadai adalah:

- Paraben
Ada berbagai jenis paraben yang dipakai sebagai pengawet dalam deodoran dan produk perawatan tubuh lainnya. Penelitian menyebut, paraben bisa mengganggu fungsi tubuh dalam memproduksi dan mengatur hormon estrogen dan hormon lainnya.

"Ada jaringan yang sensitif estrogen di payudara, jadi perlu diwaspadai jika kita mengoleskannya di dekat jaringan ini setiap hari. Kekhawatiran terbesar adalah pertumbuhan sel kanker," kata Patisaul.

Meski American Cancer Society dan National Cancer Institute menyimpulkan bahwa zat kimia dalam deodoran tidak menyebabkan kanker, tetapi tidak ada salahnya berhati-hati.

- Alumunium
Zat metal ini bisa menyebabkan ketidakstabilan gen dalam jaringan payudara. Ketidakstabilan ini bisa menyebabkan perubahan yang mungkin memicu pertumbuhan tumor. Menurut Philippa Darbre, ahli onkologi, yang perlu diwaspadai adalah jika kita mengoleskan deodoran di ketiak yang memiliki luka terbuka kecil.

- Triklosan
Produsen kosmetik menambahkan zat ini untuk mencegah kontaminasi bakteri dan membunuh bakteri di permukaan kulit. Penelitian pada hewan menunjukkan, triklosan terkait dengan aktivitas hormonal yang tidak normal.

- Phthalate
Zat kimia ini dipakai untuk membuat pewangi menempel ke kulit. Tetapi, efek samping yang diketahui adalah mengganggu fungsi androgen atau produksi testosteron dalam tubuh.

Phthalates biasanya dipakai dalam semua produk yang pengharumnya tetap bertahan di kulit setelah dipergunakan.

- Parfum
hampir semua produk yang wangi memiliki kandungan pengharum atau parfum. Efek samping dari penggunaan pengharum adalah bisa menyebabkan reaksi alergi.

Bila Anda khawatir pada zat-zat kimia tersebut, pilihlah produk yang tidak mengandung pengharum, atau yang memiliki label paraben-free, fragrance-free, atau andfree.

Sumber: http://health.kompas.com/read/2016/07/08/120000523/Zat.Kimia.dalam.Deodoran.Perlukah.Dikhawatirkan.