Bekakak di Larung di Tanjung Awar-awar

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Usai memasang kepala sapi di sebatang pohon kelapa yang ditancapkan di pantai, nelayan melanjutkan ritual sedekah laut dengan melarung bekakak, atau sesaji yang ditaruh didalam perahu kecil ke tengah laut.

Nelayan yang melarung bekakak ini, membutuhkan waktu sekitar 45 menit menuju Tanjung Awar-Awar, yang wilayah pantainya sudah masuk sekitar Desa Wadung, Kecamatan Jenu, kabupaten Tuban.

Selama perjalanan, tak kurang dari 50 perahu nelayan ikut mengawal perjalanan bekakak di perahu utama. Semua perahu berisi nelayan beserta keluarganya yang berasal dari Paguyuban Nelayan Bahari, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban, kabupaten Tuban.

"Larung kita lakukan di Tanjung Awar-Awar ini, karena banyak yang menyebut kalau wilayah ini yang paling angker," jelas Ketua Paguyuban Nelayan Bahari, Abdul Mu'in, kepada  blokTuban.com, Rabu (25/11/2015).

Sampai di lokasi, semua perahu langsung mendekat ke perahu utama. Banyak juga yang langsung terjun dari perahu mereka dan berenang mendekati bekakak. Usai melakukan doa bersama, perahu kecil berisi aneka sesajen langsung mereka turunkan di tengah laut. Nelayan kemudian ikut meloncat dan berenang dengan sukacita di tengah laut.

"Semoga selamat ketika melaut," teriak salah satu nelayan, Tono (27), sambil berteriak meloncat ke laut. [pur/ito]