Skip to main content

Category : Tag: D


Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (8)

Molor 5 Jam, Jembatan Kaliketek Berhasil Dihancurkan

<em><strong>Untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda, salah satunya melewati jembatan Kaliketek, maka pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara Genie Pelajar (TGP) mendapat tugas untuk menghancurkan jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bojonegoro dengan Tuban di atas Bengawan Solo.</strong></em>

Polisi Disiagakan Hadapi Polemik Pemberhentian Kades Sidorejo

&nbsp;Aparat Polri gabungan dari beberapa Polsek di Rayon V Polres Tuban gelar apel di Mapolsek Kenduruan, Kamis (10/8/2017). Kegiatan itu dilakukan untuk pengaman polemik pemberhentian Kepala Desa (Kades) Sidorejo, Kenduruan beberapa waktu lalu.

Apa Kabar Bumi Wali?

Gara-gara Pompa Air, Dapur dan Tempat Tidur Terbakar

Dapur dan tempat tidur Eko Rini Agustina (58), warga Dusun Dempel, Desa Sumberagung dilalap api, Kamis (10/8/2017), pukul 04.00 WIB. Kebakaran yang terjadi tersebut dikarenakan karena konsleting listrik pompa air.

Besok, Persatu Hadiri Sidang Komdis PSSI

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah melayangkan surat resmi hukuman untuk mangemen Persatu Tuban beberapa waktu lalu, usai menggelar pertandingan melawan PSBI Blitar pada 22 Juli 2017.

SEC Beri Pelatihan Timlak Punggulrejo dan Sumberejo

Desa Punggulrejo dan Sumberejo, Kecamatan Rengel, merupakan desa yang dilintasi pipa minyak bumi dari Lapangan Banyuurip, Bojonegoro yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Manis dan Segar Legen Desa Gaji

Selain berada di wilayah Kecamatan Semanding dan Palang, Kabupaten Tuban, minuman khas Tuban yakni Legen, juga dapat dijumpai di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (7)

Peluru Belanda yang Menghujani Montong

Perlahan namun pasti, Belanda mengetahui orang-orang yang diburunya memusatkan kekuatan berada di Montong. Daerah ini menjadi tempat penting kepemerintahan militer sejak 10 Januari 1949, saat Komandan KDM, R.E Soeharto berpindah dari Tlogo Nongko sampai 21 April 1949, ketika kepemerintahan dipindah lagi ke Jatirogo.