Janji Rumah Singgah November 2025: PMII Tuban Pertanyakan Solusi Jangka Pendek Pemerintah

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Puluhan mahasiswa dari Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD dan Bupati Tuban, Senin (2/6/2025) siang. 

Mereka menyoroti sulitnya akses layanan kesehatan bagi warga miskin, terutama dalam kasus rujukan ke luar kota.

Sebelum menyuarakan aspirasinya di depan gedung dewan dan bupati, massa aksi yang mengenakan jas almamater biru tersebut melakukan long march dari Graha PMII Tuban menuju lokasi demo.

Ketua PC PMII Tuban, Ahmad Wafa Amrillah, menyebut aksi ini merupakan hasil dari advokasi lapangan yang dilakukan pengurus. Mereka menemukan sejumlah kasus warga miskin yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, khususnya saat harus dirujuk ke kota besar seperti Surabaya.

“Kami menemukan ada warga Tuban yang kesulitan berobat di Surabaya, baik dari segi biaya operasional maupun ketiadaan rumah singgah,” ujar Wafa di tengah orasi.

Menurut Wafa, kondisi ini membuat warga kerap bergantung pada bantuan tetangga atau komunitas sosial, alih-alih mendapat dukungan dari pemerintah.

“Kami sudah muak dengan alasan regulasi dan tidak adanya anggaran. Masak bantuan hanya dari tetangga, bukan dari pemerintah. Harus ada solusi taktis dan cepat,” tegasnya.

Dalam tuntutannya, PMII Tuban mendesak Pemkab menyediakan fasilitas akomodasi dan rumah singgah di Surabaya untuk pasien rujukan asal Tuban.

Menanggapi aksi tersebut, anggota Komisi IV DPRD Tuban, M Zakky Sulton, menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian mahasiswa. Ia mengaku DPRD telah mengusulkan pembangunan rumah singgah, meski realisasinya masih belum terealisasi.

“Kami secara pribadi salut terhadap PC PMII Tuban karena responsif terhadap permasalahan masyarakat. Memang belum terealisasi, tapi sudah kami usulkan. Dan berdasarkan pengamatan kami, rumah singgah ini sangat dibutuhkan,” ujar politikus Partai Gerindra itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban, Sugeng Purnomo, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan rumah singgah bisa terealisasi pada November 2025.

Namun, Sugeng mengakui ada tantangan dalam prosesnya. Salah satunya, kesulitan mencari lokasi yang strategis dan respons masyarakat sekitar yang menolak.

“Kami sudah melakukan survei, tapi mencari lokasi rumah singgah yang dekat dengan rumah sakit tidak mudah. Masyarakat sekitar juga enggan jika rumah tersebut digunakan untuk pasien rujukan, karena takut tertular,” jelas Sugeng.

Meski begitu, para mahasiswa PMII menilai jawaban tersebut belum menyentuh persoalan mendesak yang mereka soroti.

“Rumah singgah masih akan terealisasi November, itu masih lama. Jika ada persoalan serupa saat ini, bagaimana solusinya? Sampai saat ini belum ada jawaban,” pungkas Wafa usai aksi.

 

[Al/Rof]