Petani Cabai di Kanorejo Buang Hasil Panen karena Tak Laku di Pasaran

Reporter: Moch. Nur Rofiq

blokTuban.com - Para petani cabai di Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, terpaksa membuang hasil panen mereka karena tidak laku di pasaran, Senin (19/5/2025).

Sejak Sabtu (17/5), banjir merendam lahan pertanian di desa tersebut. Untuk menyelamatkan tanaman, petani memanen cabai lebih awal meski belum waktunya. Harapannya, cabai yang dipanen muda itu bisa sedikit menekan kerugian akibat biaya tanam yang sudah dikeluarkan.

Salah satu petani cabai, Yasman (63), mengaku telah membuang sekitar tujuh kuintal cabai ke sungai.

“Dua hari ini sudah ada sekitar 7 kuintal cabai yang saya buang,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, keputusan membuang cabai diambil karena kecewa dan bingung harus berbuat apa. Cabai muda hasil panen ternyata tak diminati pasar.

“Kemarin sama tengkulak disuruh memanen, setelah dipanen ternyata tak laku, bahkan dijual harga Rp4.000 per kilogramnya aja ada pembeli,” imbuhnya.

Yasman menjelaskan, tanaman cabai miliknya sebenarnya baru berusia 66 hari dan idealnya siap panen dalam dua pekan ke depan.

“Ini sudah usia 66 hari, panen paling sekitar 2 mingguan lagi,” bebernya.

Kerugian yang dialami diperkirakan mencapai lebih dari Rp40 juta, mencakup biaya tanam dan perawatan selama 66 hari. Pada musim tanam pertama (MT.1) ini, Yasman menanam sekitar 7.000 batang cabai jenis Cabai Merah Besar (CMB).

Ia berharap, pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap kondisi banjir yang kerap terjadi setiap tahun dan menyebabkan gagal panen.

“Semoga ada ganti rugi atau perhatian dari pemerintah,” pungkasnya.

Sebagai informasi, saat ini banjir di Desa Kanorejo sudah mulai surut. Sementara itu, berdasarkan data dari laman resmi Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata Cabai Merah Besar di provinsi ini mencapai Rp27.852 per kilogram. Bahkan, harga tertinggi tercatat di Kabupaten Tuban, yakni Rp40.000 per kilogram.[Rof/Rul]