Skip to main content

Category : Tag: Pe


Persatu Pertahankan Rekor Tak Terkalahkan Laga Home

ersatu Tuban sukses mempertahankan rekor tak terkalahkan di kandang sendiri setelah menggilas Persinga Ngawi dengan skor 3-0. Kemenangan Laskar Ronggolawe pada lanjutan liga 2 Indonesia 2017 pekan ke-11 itu, sekaligus menjadi obat kekalahan di dua laga sebelumnya.

Defender Crah Eka Angger Absen Perkuat Persatu

Persatu Tuban akan mempertahankan mati-matian rekor tak terkalahkan di laga home sore ini, Sabtu (12/8/2017). Tim Laskar Ronggolawe bakal menjamu Persinga Ngawi di stadion Lokajaya Tuban, dalam lanjutan Liga 2 Indonesia Grup 5 pekan ke-11 musim ini.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (10)

Barisan Pejuang Bertempur dengan Perut Kosong di Beron

Agresi Militer ke II yang dilakukan pasukan Belanda di Indonesia, termasuk di Tuban-Bojonegoro, memuat banyak kisah. Berbeda dengan serdadu Belanda yang bertempur dengan persenjataan lengkap, tenaga profesional, dan logistik yang cukup, tentara dan barisan rakyat pejuang justru sebaliknya, bertempur dengan persenjataan yang terbatas.

Forkopimcam Grabagan Gelar Apel Pendekar Kamtibmas

Pemerintah Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban bersama Posek Grabagan dan Pos Koramil Grabagan, melaksanakan Apel Pendekar Kamtibmas dan Penandatanganan Kesepakatan Antar Perguruan, Jumat (11/8/2017).

Apa Kabar Bumi Wali?

Gara-gara Pompa Air, Dapur dan Tempat Tidur Terbakar

Dapur dan tempat tidur Eko Rini Agustina (58), warga Dusun Dempel, Desa Sumberagung dilalap api, Kamis (10/8/2017), pukul 04.00 WIB. Kebakaran yang terjadi tersebut dikarenakan karena konsleting listrik pompa air.

Besok, Persatu Hadiri Sidang Komdis PSSI

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah melayangkan surat resmi hukuman untuk mangemen Persatu Tuban beberapa waktu lalu, usai menggelar pertandingan melawan PSBI Blitar pada 22 Juli 2017.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (7)

Peluru Belanda yang Menghujani Montong

Perlahan namun pasti, Belanda mengetahui orang-orang yang diburunya memusatkan kekuatan berada di Montong. Daerah ini menjadi tempat penting kepemerintahan militer sejak 10 Januari 1949, saat Komandan KDM, R.E Soeharto berpindah dari Tlogo Nongko sampai 21 April 1949, ketika kepemerintahan dipindah lagi ke Jatirogo.