Musim kemarau yang berkepanjangan membuat warga Dusun Wonorejo Desa Tawaran Kecamatan Kenduruan dilanda kekeringan, sehingga demi memenuhi kebutuhan sehari-hari warga harus rela mengambil air di tengah hutan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Senin (10/9/2018), kembali mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
<span style="color: #ff9900;"> -</span> Dampak musim kemarau di Kabupaten Tuban terus bertambah, hingga bulan September 2018 awal tepatnya (4/9/2018) kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban telah mendistribusikan air bersih di 33 desa yang berada di Kabupaten Tuban.
Selama musim kemarau ini, penyerapan anggaran dropping air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Tuban telah mencapai 70 persen.
18 desa dari 328 desa di Kabupaten Tuban telah terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan(BABS) atau Open Defecation Free (ODF).
Dampak kekeringan di Kabupaten Tuban pada musim kemarau saat ini terus meluas. Akibatnya, sebanyak 28 desa dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban harus mendapatkan droppingan pasokan air besih.
Kondisi kesulitan air bersih di sebagian besar wilayah Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban berpengaruh ke segala lapisan masyarakat. Minimnya stok sumber air juga amat dirasakan oleh para pekerja proyek pembangunan sarana prasarana desa.
Panen raya buah jambu biji merah dan belimbing bangkok di lahan perkebunan Desa Glagahsari, Kecamatan Soko pada pertengahan tahun ini mengalami penyusutan kualitas yang cukup signifikan.
‎Kecamatan Rengel dengan banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) berikut potensi wisata yang tersebar di sejumlah titik wilayah, menjadikan masyarakat umum ingin singgah dan menjajal berbagai jenis wisata yang ada.
Menghadapi musim kemarau tahun 2018 ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono mengimbau kepada masyarakat agar mulai saat ini menghemat air.
