Bupati Tuban Tidak Temui Demo PKL, Pemkab Kukuh Alun-alun Steril dari Pedagang

Foto: Aksi demo PKL dan Mahasiswa dari PC PMII Tuban terkait relokasi pedagang alun-alun Tuban

Jihan S
blokTuban.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban menegaskan bahwa kawasan Alun-alun Tuban akan tetap steril dari aktivitas jualan Pedagang Kaki Lima (PKL). Penegasan ini disampaikan menyusul aksi ratusan PKL dan mahasiswa yang menuntut agar para pedagang diizinkan kembali berjualan di kawasan tersebut.

BERITA SEBELUMNYA: Teriakan PKL di Balik Cantiknya Alun-alun Tuban: Ini Tidak Adil

Selama aksi berlangsung, PKL dan mahasiswa tidak ditemui Bupati Tuban, melainkan ditemui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, pemerintah mengakui bahwa kebijakan relokasi PKL ke sejumlah titik alternatif memang belum berjalan maksimal. Meski demikian, Pemkab tetap berkomitmen menjaga Alun-alun sebagai ruang publik yang bersih, tertata, dan nyaman bagi masyarakat.

“Kami menyadari tuntutan yang disampaikan teman-teman PKL. Tapi memang kami terbentur dengan aspek penataan lokasi,” ujar Agus saat dikonfirmasi blokTuban.com, Selasa (7/10/2025) sore.

Menurut Agus, dua lokasi yang telah disiapkan sebagai area relokasi, yakni di Jalan Yos Sudarso dan kawasan parkir wisata Pantai Boom, memang belum mampu menarik minat pengunjung. 

Pemkab Tuban Minta PKL Berinovasi

Agus mengatakan, selain lokasi sepinya dagangan karena beberapa faktor lain. Salah satunya adalah jenis dagangan para pedagang masih kurang bervariasi.

“Contohnya, di satu titik ada sepuluh pedagang bakso, sepuluh lagi jual es. Jadi kurang variatif dan tidak menarik bagi pembeli, terutama para peziarah yang datang ke Tuban,” jelasnya.

Kondisi tersebut berimbas pada turunnya omzet pedagang. Karena itu, Pemkab berharap para PKL juga bisa berinovasi dan menyesuaikan jenis dagangan agar lebih diminati konsumen.

“Ini menjadi perhatian bersama, bukan hanya pemerintah. Dari mereka (pedagang) juga perlu berinovasi supaya pembeli tertarik,” tambahnya.

Agus menyebutkan, pemerintah sebenarnya telah menggelar pelatihan bagi PKL sekitar dua hingga tiga bulan lalu untuk membantu mereka beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan meningkatkan daya saing produk. Namun, antusiasme peserta masih belum optimal.

“Kami sudah berikan pelatihan agar mereka bisa menyesuaikan dengan selera pasar. Tapi tanggapan mereka masih belum seperti yang kami harapkan,” ujarnya.

Meski diakui masih ada kendala dalam implementasi relokasi, Pemkab Tuban memastikan tidak akan membuka kembali izin berjualan di area Alun-alun. 

Penataan yang sudah dilakukan sejauh ini dinilai berhasil menciptakan wajah baru Alun-alun yang lebih tertib dan nyaman.

“Alun-alun sudah kita tata sedemikian rupa dan mendapat banyak apresiasi. Jadi prinsipnya, kawasan itu akan tetap kita jaga agar tetap rapi, bersih, dan nyaman bagi semua,” pungkas Agus.

Sementara itu, para PKL dan mahasiswa yang melakukan aksi akhirnya membubarkan diri. Mereka berencana untuk melakukan aksi demonstrasi lanjutan ke Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky.

"Katanya Bupati masih kekeh ingin alun-alun tetap steril dari PKL. Artinya belum ada titik temu karena tidak ada yang menjamin nasib teman-teman PKL kedepan," jelas Ketua PC PMII Tuban, Ahmad Wafa Amrillah.

Menurut data yang dikumpulkan PC PMII Tuban, ada sekitar 180 PKL yang tergusur akibat imbas penataan alun-alun. Mayoritas merupakan warga asli Tuban yang menggantungkan hidup selama bertahun-tahun di sekitar kawasan alun-alun Tuban.(dy)