
foto: kebun durian yang dirintis Yuli di lahan kering Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban.
Reporter: Zaskia
blokTuban.com – Siapa sangka, lahan kering di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, yang hanya mengandalkan air hujan untuk pengairan pertanian, kini telah menjelma menjadi kebun durian yang produktif. Adalah Yulianto Prasetyo (34), warga setempat, yang berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan keyakinan bisa mengubah keterbatasan menjadi peluang nyata.
Sejak tahun 2019, Yulianto memulai langkah nekat: menanam durian di daerah yang dikenal bukan sebagai sentra buah berduri. Banyak orang sempat meragukan pilihannya, mengingat keterbatasan air dan iklim Tuban yang panas serta cenderung kering. Namun, bagi Yuli, justru itu menjadi tantangan.
Inspirasi datang dari hal sederhana ketika dia melihat satu pohon durian liar tumbuh tak jauh dari rumahnya. Dari sanalah Yuli mulai yakin, bahwa durian bisa tumbuh di tanah Guwoterus.
“Saya pikir, kalau durian liar saja bisa hidup, kenapa tidak dicoba dibudidayakan secara serius?” ujar Yulianto saat ditemui di kebunnya.
Dengan semangat belajar otodidak, Yulianto mulai menanam beberapa bibit durian di lahan belakang rumah. Dibantu pamannya, dia mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk belajar langsung ke petani durian dan menyimak edukasi dari media sosial.
Awalnya, mencoba menanam durian lokal seperti Montong dan Bawor. Perawatan dilakukan seadanya tapi serius: mendatangkan air tangki untuk penyiraman saat kemarau, menampung air hujan, hingga memberi pupuk organik.
Perjalanan tak selalu mulus. Sebagian pohon mati, sebagian lagi tumbuh sangat lambat. Namun, Yulianto tidak menyerah. Dia terus memperbaiki metode budidaya dan mengikuti berbagai forum diskusi daring para petani durian.
Akhirnya, pada tahun keempat, sekitar tahun 2023 pohon duriannya mulai berbunga dan berbuah.
“Waktu lihat buah pertama muncul, rasanya campur aduk. Bertahun-tahun kerja keras akhirnya berbuah hasil,” kenangnya.
70 Pohon Produktif, Panen Capai 2 Ton
Kini, Yulianto memiliki sekitar 70 pohon durian produktif. Di musim panen kemarin, total produksi mencapai 2 ton durian. Buah duriannya disambut baik oleh warga sekitar maupun pembeli dari luar desa. Rasa manis legit dan aroma khas membuat durian dari Guwoterus mulai dikenal luas.
"Tahun kemarin belum sempat saya jual ke luar kebun, karena saat di kebun saja sudah banyak yang pesan untuk diambil saat panen," jelasnya.
Melihat hasil yang menjanjikan, Yulianto kini berencana memperluas lahan tanam dan menambah jumlah pohon. Tak hanya fokus pada durian lokal, ia juga mulai membudidayakan varietas unggul seperti Black King, Masmuar, dan Black Thorn yang kini mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.(dy)