Milad, MUI Tuban Gelar Halaqah Kebangsaan

Reporter : Wiyono

blokTuban.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tuban menggelar halaqah kebangsaan bertema "50 Tahun MUI Berkhidmah untuk Umat". Acara yang digelar  di aula Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Sabtu (2/8) itu dalam rangka milad ke-50 MUI. Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus MUI Kabupaten Tuban, pengurus MUI Kecamatan dan berbagai tokoh lintas sektor.

Halaqah Kebangsaan ini menjadi momentum reflektif atas 50 tahun perjalanan MUI dalam berkhidmah untuk umat, sekaligus mengokohkan komitmen kebangsaan dalam bingkai keislaman yang moderat. Sinergi lintas sektor yang terbangun diharapkan menjadi fondasi kuat dalam menghadapi tantangan zaman serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketua MUI Kabupaten Tuban KH. Abdul Matin Djawahir mengatakan, halaqah ini bertujuan memperkuat sinergi antarelemen dalam menciptakan masyarakat yang aman, tenteram, serta menjaga kerukunan umat beragama.

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber penting, di antaranya: KH. Abdul Matin Djawahir  sendiri, (Ketua Umum MUI Tuban), Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tuban Umi Kulsum, pemlab Tuban serta perwakilan dari Kodim 0811 dan Polres Tuban.

Dalam sambutannya, KH. Abdul Matin Djawahir mengatakan bahwa tugas utama MUI adalah menyampaikan fatwa yang relevan dengan isu-isu kekinian, serta menjadi rujukan umat dalam menghadapi persoalan agama dan kebangsaan.

Sedang Umi Kulsum mengangkat isu Moderasi Beragama dalam Bingkai NKRI. Ia menjelaskan bahwa penguatan moderasi beragama harus dimulai dari generasi muda. Saat ini, Tuban memiliki sekitar 200 pondok pesantren, 750 Madrasah Diniyah (Madin) serta 1.700 TPQ. Selain itu juga ada 640 lembaga madrasah formal dengan lebih dari 6.000 guru.

Menurutnya, indeks kerukunan umat beragama di Kabupaten Tuban bahkan telah melampaui rata-rata nasional. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara Kemenag dan MUI dalam menjaga harmonisasi antarumat beragama, termasuk melalui program seperti Jambore Lintas Agama yang menyasar generasi muda.

Ia juga menyebutkan tiga tantangan utama dalam kehidupan beragama, yakni berkembangnya cara pandang keagamaan yang ekstrem, klaim kebenaran untuk menyerang pihak lain dan pola beragama yang tidak selaras dengan nilai-nilai kebangsaan

Sementara ada empat indikator moderasi beragama, yakni komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan yang kalangan madrasah dikembangkan melalui kurikulum berbasis cinta serta penerimaan terhadap tradisi lokal.

Sementara, Iptu Kusmindar Kasat Binmas Polres Tuban menyampaikan peran Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Menurutnya, keamanan tidak dapat dijaga oleh aparat semata, tetapi memerlukan dukungan dan kolaborasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Siswanto perwakilan dari Bagian Kesra Pemkab Tuban menyampaikan pentingnya sinergitas antara pemerintah daerah dan MUI dalam membangun keharmonisan bangsa. Ia menegaskan bahwa Pemkab Tuban akan terus mendukung program-program keagamaan dan kebangsaan untuk memperkuat persatuan dan ketahanan sosial masyarakat.

Perwakilan dari Kodim,  Kapten Dodi Anang Setiawan menyoroti peran TNI dalam program Membangun Bangsa dan Generasi sebagai pilar ketahanan negara. Ia menyebut bahwa sinergi antara TNI, ulama, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan bangsa.[ono]