Perajut Bojongoro-Tuban Binaan EMCL Sabet Penghargaan di Forum Kapasitas Nasional

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com -Hasil karya sejumlah perempuan yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) dari Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban patut diacungi jempol. Beberapa penghargaan telah diraih perajut PRIMA dalam ajang perkumpulan pelaku industri migas hulu minyak dan gas bumi serta perusahaan-perusahaan pendukungnya. 

Baru-baru ini perajut PRIMA Bojonegoro-Tuban mendapat penghargaan dari forum Kapasitas Nasional yang dihelat di Jakarta Convention Center pada Kamis (28/7/2022). Sebelumnya komunitas merajut ini juga meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA).

“Kami sangat bangga bisa hadir di sini dan mendapatkan penghargaan,” ucap perwakilan komunitas perempuan merajut setelah menerima trophi penghargaan dari Ketua Pelaksana Forkapnas 2022, Fery Sarjana.

Diketahui kelompok Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) merupakan perwakilan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah dari Jawa Timur yang lolos dari seleksi pra Kapnas di Surabaya pada Mei 2022 lalu. Dalam Forkapnas yang berlangsung pada 27-28 Juli 2022 di Jakarta, 12 dari 45 UMKM perwakilan seluruh daerah, terpilih mendapat penghargaan. 

Perwakilan perajut PRIMA Bojonegoro -Tuban menerima trophi penghargaan. (dok/EMCL)

Dalam kesempatan memamerkan hasil karya rajut dari Bojonegoro-Tuban ini tidak jauh dari seputar kebutuhan perlengkapan rumah hingga fashion. Nampak sejumlah model tas, sarung bantal, kotak tisu dan pernak-pernik rumah lainnya.

"Penghargaan ini bukan untuk saya, namun untuk para perempuan di Bojonegoro dan Tuban yang berani terus berkarya demi kemandirian perempuan," ujar Hartini. 

Lebih dari 200 perajut di dua kabupaten tersebut telah menghasilkan lebih dari 68 ribu panel rajutan dan telah menghasilkan setidaknya Rp 688 juta dari penjualan produk rajut tersebut. 

Kelompok perajut PRIMA mulai terbentuk sejak 2018. Para perempuan ini memulai jejaknya ketika ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengawali Program Perempuan Indonesia Merajut. Bersama Yayasan Sri Sasanti Indonesia, EMCL memfasilitasi lebih dari 400 perempuan di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban dalam mengembangkan keterampilan merajut. 

Program PRIMA juga membekali peserta dengan materi motivasi diri, komunikasi dan sebagainya, sehingga tidak hanya terampil secara teknis namun juga maju dalam pemikiran dan kecerdasan sosial.

 Melalui program ini, EMCL dengan Yayasan Sri Sasanti membangun kemitraan dengan perusahaan produsen busana dari Amerika Serikat. Hasil rajutan PRIMA dibeli oleh perusahaan tersebut dan dipasarkan ke seluruh jaringannya. 

Perwakilan EMCL, Hasti Asih yang hadir dalam penyerahan penghargaan di Forum Kapnas ini mengaku bangga atas pencapaian PRIMA. Bagi dia, PRIMA bukan hanya sekedar program pengembangan masyarakat. PRIMA, kata dia, merupakan gerakan membangun kemandirian ekonomi perempuan. 

“Kita para perempuan mampu menunjukkan bahwa kita mampu lebih mandiri dan berkontribusi konkret di masyarakat,” ucapnya bersemangat.

Hasti mengatakan bahwa program PRIMA tidak akan ada tanpa dukungan dari SKK Migas, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan tokoh masyarakat serta para aktivis perempuan. 

Ke depan, untuk mengembangkan pasar para perajut, EMCL bersama Yayasan Sri Sasanti akan terus mendukung pengembangan pasar digital. Produk-produk PRIMA ditargetkan menembus pasar internasional melalui pasar daring dan e-commerce.[dwi]

 

Temukan konten berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS