Unik, Anak TK PKK Kebomlati Kompak Pakai Baju Adat Jawa Tiap Rabu

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Mengenalkan kebudayaan kepada anak dirasa sangat penting dilakukan, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak sejak usia dini.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengenalkan budaya pada anak, seperti yang dilakukan oleh pendidik TK PKK di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Setiap hari Rabu seluruh siswa diwajibkan menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu. 

Selain menggunakan bahasa Jawa, hal unik lain yang diterapkan di TK PKK Kebomlati ini yaitu mewajibkan anak memakai baju adat Jawa untuk mengenalkan pada anak jika baju tersebut merupakan baju kebanggan masyarakat Jawa. Sebab, saat ini baju adat sudah tergerus dan jarang diminati oleh para masyarakat, terlebih generasi milenial.

“Setiap rabu, anak-anak berbahasa dan  memakai adat jawa, permainan pun menggunakan permainan tradisional jawa. Jadi kita kembangkan setiap hari rabu anak-anak memakai baju jawa, berbahasa jawa, pelajarannya juga Jawa sesuai dengan perda yang telah dikeluarkan Bupati,” Ungkap  Kepala Sekolah TK PKK Kebomlati, Wiwik Nurul Qomariyah kepada blokTuban.com, Rabu (23/3/2022). 

Tidak hanya itu saja, Wiwik melanjutkan selain hal tersebut anak-anak juga diperkenalkan dengan beberapa permainan Jawa yang saat ini mulai ditinggalkan karena adanya gadget. Seperti lompat tali, sobyaran, bermain kelereng, gincuan dan juga tarian tradisional. 

Dikatakannya, jika permainan-permainan itu juga berfungsi melatih fisik motorik pada anak, baik motorik halus maupun motorik kasar.

“Ada yang nari karena itu kegiatan seni, yang dikelas A bermain sobyaran melatih fisik motorik halus. Selain itu melatih kognitif berhitung, yang di luar fisik motorik kasar dengan bermain lompat tali, dan gincuan. Permainan tradisional yang kembali dikenalkan pada anak-anak,” jelasnya. 

Sebelum adanya Perda dari pemerintah untuk menggunakan bahasa Jawa, perempuan ramah itu mengaku lebih dulu menerapkannya sejak tahun 2019 silam. Ada banyak manfaat yang didapat oleh para peserta didiknya. Seperti lebih mengenal tradisi Jawa, baju adat, berhitung, dan dapat mengetahui benda apapun dengan menggunakan bahasa Jawa. 

“Sejak 2019 sebelum ada Perda anak-anak juga sudah berbahasa Jawa tapi tidak hari rabu tapi hari kamis, berhubung sesuai dengan Perda Tuban jadi kita rolling hari rabu. Dengan begitu memunculkan lagi tradisi Jawa,” 

Adanya kegiatan semacam ini, diharapkan anak-anak tidak pernah meninggalkan tradisi Jawa. Sekaligus kebudayaan Jawa tidak punah dan tetap lestari sampai kapanpun. 

“Oleh karena itu, kita tanamnkan sejak dini kalau ini adalah tradisi atau budaya kita yang sebenarnya,” tuturnya. [Sav/Ali]