Sering Jadi Masalah, Begini Cara Petani Tuban Mengatasi Penyakit Kerapak Daun Melon

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Busuk daun merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menyerang tanaman, termasuk pada tanaman buah melon. Dalam bahasa jawa, biasanya petani menyebutnya dengan istilah kerapak. 

Saat tanaman mulai terserang jenis penyakit ini, maka daun akan menunjukkan gejala dengan bercak bewarna kekuningan. Setelah itu hal ini diperparah dengan daun yang mengering sehingga mudah untuk dihancurkan. 

Salah satu petani melon Kasnari, warga Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban mengatakan, jika penyakit busuk daun adalah jenis hama yang paling sering menyerang buah melon terlebih pada saat musim hujan seperti saat ini. 

“Yang paling parah penyakitnya yang menyerang itu ya biasanya kerapak, semacam daunnya itu terbakar warnanya kuning,” ungkap Kasnari kepada reporter blokTuban.com saat ditemui di persawahan miliknya, Kamis (3/3/2022). 

Adanya penyakit tersebut, menurut Kasnari disebabkan karena adanya jamur pada tanaman. Pemicunya intensitas hujan yang tinggi secara terus menerus yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. 

Menyikapi hal itu, pria berusia 60 tahun itu mengobatinya dengan menyemprotkan fungisida. Dikatakannya jika biasanya pria yang menanam melon sejak tahun 2004 itu, saat hujan turun maka keesokan harinya tanaman harus segera disemprot menggunakan obat tersebut. 

Sebab, jika penyakit ini tidak segera ditangani maka bisa menyebar ke tanaman yang lainnya. Sekaligus mengakibatkan petani mengalami penurunan produktivitas buah, karena kinerja sel-sel daun yang terganggu. 

“Kebanyakan hujan seperti itu jadinya, menanganinya diobati nama obatnya fungisida. Kalau musim hujan disemprot tiga hari sekali, tapi kalau kemarau empat sampai lima hari sekali sudah cukup,” terangnya.

Biasanya dikutip dari laman kampustani jika fungisida yang digunakan merupakan fungisida dengan bahan aktif mancozeb 82 persen, seperti merek dagang Yoozeb 82WP. Fungisida jenis ini  baik bagi tanaman yang terlanjur terserang oleh penyakit.

Lebih lanjut, dosis fungisida yang digunakan yaitu 20 hingga 30 gram per tangki dengan kapasitas 16 liter atau setara dengan dua sendok makan. [Sav/Ali]