Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Salah satu kunci keberhasilan bisnis adalah menentukan strategi pemasaran yang tepat, namun hal tersebut harus dimulai dengan menentukan target pasar yang sesuai. Target pasar sendiri merupakan sekelompok orang yang menjadi target penjualan dari produk yang kita pasarkan.
Biasanya, target pasar memiliki karakteristik yang sama baik dari sisi demografi ataupun kebiasaan. Terkait hal itu, Siti Arofah yang merupakan Owner dari Sambel Pantura dan narasumber dalam acara Webinar Tuban Digital Forum yang diadakan oleh blokTuban.com pada Rabu (19/1/2022) memberikan tips atau cara kepada masyarakat agar dapat memetakan pasar dan mengetahui target market agar dapat tercipta peluang usaha di masa kini.
"Untuk memetakan pasar dan mengetahui target market kita harus mengenali terlebih dahulu produk kita sendiri, seperti kelebihan dan kekurangannya sehingga kita bisa menentukan target marketnya," ujar Owner Sambel Pantura tersebut.
Selain mengenali produk, selanjutnya bisa melakukan riset kecil dengan cara memberikan tester kepada beberapa orang. Dengan demikian kita dapat mengetahui, kalangan mana yang lebih menyukai produk buatan kita, apakah kalangan orang dewasa, remaja atau anak kecil.
Setelah itu barulah kita mengetahui pangsa pasar kita dimana, sehingga bisa menyesuaikan sesuai dengan selera yang disukainya. "Misal produk kita kesukaan orang dewasa kita bisa menyesuaikan kesukaan dari orang dewasa sehingga produk kita bisa diterima di situ," terangnya.
Saat ini olahan sambel kemasan milik Arofah sudah banyak pilihan toping yang terbuat dari ikan laut mulai dari ikan asap, ikan teri, ikan cumi, paru, ikan jambal, Rebon serta produk yang baru ia coba keluarkan yaitu bawang terasi.
Dalam memulai usaha tersebut, perempuan berhijab itu mengatakan jika awalnya ia melihat sumber daya alam yang sangat melipah di Kabupaten Tuban terlebih ikan laut, sehingga ia berfikir untuk mengelolanya dengan baik dan menjadikan sebagai produk yang bisa menjadi ciri khas dari Kabupaten Tuban sendiri.
"Memilih sambal Karena saya pecinta sambal dan setelah riset ternyata mayoritas masyarakat Indonesia sangat menyukai sambal sehingga saya melihat peluang bahwa produk ini sangat besar untuk di terima oleh masyarakat," ucapnya
Saat ini usaha Sambel Pantura yang sudah terdaftar di Dinas Kesehatan sejak tahun 2019 itu dipasarkan diseluruh toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Tuban, Supermarket, dan sudah diedarkan dibeberapa kota lainnya seperti Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Probolinggo hingga Surabaya.
Proses pengembangan usaha Sambel Pantura yang dilakukan oleh Arofah sendiri tidaklah instan, ia harus melewati berbagai tahapan serta kegagalan. Ia mengaku bahwa awalnya ia membuat tester dan membagikan kepada teman-temannya. Setelah produk buatannya tersebut dikatakan layak, maka ia mulai mendapatkan pelanggan meski hanya orang-orang terdekatnya mulai dari tetangga, teman dan juga keluarganya.
"Kemudian seiring dengan berjalannya waktu berfikir jika produk ini bisa diminati oleh orang kantoran yang butuh produk makanan yang mudah disajikan dan rasanya rumahan. Kemudian saya perbaiki produknya dengan mengemasnya dengan yang lebih menarik. Kemudian masuk ke target marketnya yaitu pekerja kantoran dan pelanggan lama," katanya.
lebih lanjut, perempuan berkulit putih itu kemudian tertarik untuk merambat ke pasar oleh-oleh, dan akhirnya kembali memperbaharui resep atau mencoba formula baru sehingga menghasilkan produk yang bisa dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. "Tentunya mengalami berbagai kegagalan untuk mendapatkan formula tersebut," pungkasnya.
Setelah itu, ia mulai mendaftarkan produk olahannya tersebut ke Dinas Kesehatan agar produknya yang beredar dipasaran mempunyai legalitas dengan nomer P-irt yang diakui dan terdaftar di Dinas Kesehatan hingga saat ini. Karena dikatakannya jika legalitas dari suatu produk sangatlah penting untuk bisa masuk ke dalam pasar.
Wanita ramah itu juga mengatakan jika tantangan yan saat ini sering dialaminya dalam menjalankan bisnis tersebut yaitu bahan baku dengan harga yang tidak stabil, sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri baginya, ketika harga bahan baku melonjak tajam. Selain itu Covid-19 yang mengakibatkan pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat wisatawan tidak berani untuk berkunjung sehingga profit sangat menurun. "Tapi Alhamdulillah sih saat ini sudah kembali normal," tandasnya
Dengan adanya Pandemi Covid-19 yang mengancam usahanya tersebut, Arofah menyikapinya dengan mengubah sasaran pembelinya, sehingga yang awalnya target marketnya adalah wisatawan saat itu berubah menjadi masyarakat yang sedang bekerja dari rumah
"Jadi masyarakat yang memiliki keluarga yang tertular covid-19 tidak perlu lagi untuk keluar rumah karena sudah ada stok Sambel Pantura yangbisa memenuhi kebutuhan makan untuk beberapa saat," ungkapnya.
Sementara untuk mengenalkan produknya diera digital saat ini ia memanfaatkan sosial media sebagai ajang promosi, selain itu juga menjajakan produknya tersebut di E-commerce. Tidak hanya itu saja, ia mengaku jika biasa mengikuti beberapa event seperti pameran. Baik di dalam kota maupun di luar kota. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar produknya juga bisa dikenal oleh masyarakat luar kota. [sav/sas]