Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Desa merupakan ujung tombak dari pembangunan Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah terus berusaha untuk mendorong ekonomi desa. Salah satunya dengan program pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
BUMDes sendiri dibentuk dengan tujuan meningkatkan perekonomian desa serta meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa, hal tersebut tertuang dalam Permendesa PDT dan Transmigrasi No.4/2015.
Salah satu desa di Kabupeten Tuban, yang sudah memiliki badan usaha ialah Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel yang sudah ada sejak 3 tahun yang lalu dan saat ini memiliki dua unit usaha untuk membantu meningkatkan perekenomian desa. Selasa (18/1/2022)
“Unitnya ini ada dua, HIPPA sama simpan pinjam, sudah berdiri sejak tahun 2018 sampai sekarang,” kata Sekertaris Desa Ngadirejo, Abdus Sholeh saat ditemui blokTuban.com di balai desa.
Sistem kerja dari kedua unit tersebut berbeda-beda. Untuk HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) yaitu pada saat masa tanam padi yang berlangsung dua kali dalam satu tahun.
Biasanya, para petani hanya menanam padi saat musim kemarau datang, dengan mengandalkan air dari Bengawan Solo, sedangkan saat musim penghujan datang para petani tidak beroperasional.
“Mulai bulan satu sampai empat tidak beroperasional, operasionalnya mulai bulan lima sampai bulan dua belas, dua kali musim tanam padi,” jelasnya.
Sedangkan untuk unit simpan pinjam, pria berusia 24 tahun itu mengaku jika belum bisa mencakup seluruh warga, sebab dana yang dianggarkan baru sedikit. Akibatnya, saat ini hanya bisa untuk orang-orang tertentu saja.
“Batas minimal pinjam biasanya Rp1 juta untuk satu kelompok,” pungkasnya.
Sholeh melanjutkan untuk kedepannya akan ada penambahan unit usaha lagi. Akan tetapi saat ini masih dalam tahap pematangan. Selama 3 tahun berdiri ia mengaku jika tidak ada kendala yang dialami oleh usaha-usaha yang dikelola oleh 9 orang pengurus tersebut.
Sementara, saat ini dana yang masuk untuk desa ada sekitar 60 persen, sedangkan untuk pengelolaan dan pengembangan BUMDes 25 persen, dan selebihnya untuk dana sosial serta insentif.
Dengan demikian, pria berbaju coklat itu berharap agar BUMDes Ngadirejo bisa membuat unit baru dan lebih berkembang lagi dari sebelumnya. [sav/sas]